BATUAN
1. BATUAN ASAM
- granit (orthoklas >> plagioklas)
-
Tipe: Batuan beku dalam
(pluktonik)
-
Sifat kimia: asam
-
Komposisi:
·
mineral utama :
k-felsapar 2/3 bagian, kuarsa (SiO2)> 10 %
·
mineral tambahan:
hornblenda, biotit, piroksen, muskovit, na-amfibol, turmalin, sodalit
-
Kenampakan:
·
Warna: terang, abu-abu,
putih, pink
·
Tekstur: faneritik,
berbutir sedang kasar, ukuran kristal > 2 cm
-
Tempat terjadinya: tajur
(stocks), lakolot, batolit
-
Kegunaan: bahan
bangunan, monumen, prasasti, dan tegel
- granodiorit (plagioklas >> orthoklas)
-
Tipe: Batuan beku dalam
(pluktonik)
-
Sifat kimia: asam
-
Komposisi: kimia ±70% SiO2dan ±15% Al2O3, sedangkan mineral lainnya terdapat dalam jumlah kecil,seperti biotit, muskovit, hornblende, dan
piroksen.
-
Kenampakan:
·
Warna: berwarna terang,
·
Tekstur: granitik
dan struktur holokristalin
-
Tempat terjadinya: terdapat di alam dalam bentuk batolit, stock, sill
dan retas yang tersebar di Bukit Barisan, Sumatera
-
Kegunaan: be
- aplit
-
Tipe: batuan beku dalam
-
Sifat kimia: asam
-
Komposisi: kwarsa,sanidin
-
Kenampakan:
·
Warna: abu-abu
·
Tekstur : Tingkat
kristalisasi : Holokristalin
Besar butir : Porfiritik
Bentuk kristal : Subhedral
Hubungan ntarkristal : Inequigranular
-
Tempat terjadinya:
-
Kegunaan: Bahan baku pembuatan coran
-
Tipe:
-
Sifat kimia: asam
-
Komposisi
-
Kenampakan:
-
Tempat terjadinya: terbentuk saat kristalisasi magma
pada dapur magma pada kondisi larutan yang memiliki kandungan air cukup tinggi,
-
Kegunaan:
2.
BATUAN
INTERMEDIET
Fanerik :
- syenit
-
Tipe: batuan beku dalam
-
kandungan silika antara
52%-66 %
-
Sifat kimia: intermediet
-
Komposisi: mineral
ortoklas
-
Kenampakan:
·
Warna: Abu-abu bercak hitam
·
Tekstur:
Tingkat kristalisasi : Holokristalin
Besar butir : Fanerik
Bentuk kristal : Euhedral
·
Hubungan
ntarkristal : Equigranular
-
Tempat terjadinya:
-
Kegunaan: Bahan bangunan
- diorit (plagioklas >> orthoklas)
-
kandungan silika antara
52%-66 %
-
Sifat kimia: intermediet
-
Komposisi: mengandung
sedikit Kalsium (soda) plagioklas feldspar, mineral berwarna terang, dan
hornblende berwarna hitam. diorite tidak mengandung mineral kuarsa atau sangat
sedikit,
-
Kenampakan:
·
Warna: yaitu coklat,
coklat kehitaman, abu-abu kehitaman, abu-abu dengan bercak-bercak hitam, hitam
kecoklatan atau abu kehitaman, bersifat pejal (massif).
·
Tekstur: porfiro
granitic
-
Tempat terjadinya:
-
Kegunaan: sebagai batu
ornamen dinding maupun lantai bangunan gedung atau untuk batu belah untuk
pondasi bangunan / jalan raya
- trakhit
(orthoklas >> plagioklas)
-
Tipe: Batuan beku
luar
-
kandungan silika antara
52%-66 %
-
Sifat kimia: intermediet
-
Komposisi: Mineral :
·
Mineral utama : alkali
felspar (sanidin), plagioklas (andesin- labradorit), biotit
·
Mineral asesori :
amfibol, piroksen, magnetit, ilmenit, apatit, dcxv cgarnet, zirkon, titanit
·
-
Kenampakan:
·
Warna: cenderung cerah
(Umumnya abu-abu putih – kehijauan)
·
Tekstur: afanitik sampai
porfiritik. Pada porfiritik, mempunyai tekstur
·
-
Tempat terjadinya: pada
daerah vulkanik (karena merupakan batuan beku vulkanik)
-
Kegunaan: sbg bahan baku
industri dan ilmu pengetahuan Gubahan kimia Secara kimiawi,
- andesit (plagioklas >> orthoklas)
-
Tipe: Batuan beku luar
-
kandungan silika antara
52%-66 %
-
Sifat kimia: intermediet
-
Komposisi:
·
mineral utama: K-felspar
< 10%, kuarsa< 10 %
·
mineral tambahan
hornblenda, biotit, piroksen, na-amfibol, felspatoid
-
Kenampakan:
·
warna : abu-abu
·
tekstur: afaniti
-
Tempat terjadinya: pada
lingkungan subduksi tektonik di wilayah perbatasan lautan
-
Kegunaan:
bangunan-bangunan megalitik, pengeras jalan, pondasi, bendungan, konstruksi
beton , candi dan piramida.
3.
BATAUAN BASA
Fanerik : – gabro (tekstur masiv)
-
Tipe: Batuan beku dalam
(pluktonik)
-
kandungan silika antara
45% - 52 %
-
Sifat kimia: basa
-
Komposisi
·
mineral utama : felspar
plagioklas 2/3 bagian, k-feldspar < 10%, Ca-plagioklas, kuarsa, (SiO2) <
10%, felspatoid < 10 %
·
mineral tambahan:olivin,
augit, biotit, piroksen
-
Kenampakan:
·
warna: abu-abu gelap,
hijau tua-hitam
·
tekstur: ekigranular,
beragam dari faneritik hingga porfiritik
-
Tempat terjadinya:
tajur, lakolit, batolit, lopolit
-
Kegunaan: konstruksi
bangunan arsitektur
-
keterangan: sering
mengandung biji besi (ilmenit, magnetit)
Afanitik :
– basalt (berongga)
-
Tipe: Batuan Beku Luar
-
kandungan silika antara
45% - 52 %
-
Sifat kimia: basa
-
Komposisi
·
mineral utama: K-felspar
< 10%, kuarsa< 10 % felspatoid < 10%
·
mineral tambahan
hornblenda, biotit, piroksen, na-amfibol, olivin, uralit
-
Kenampakan:
·
warna : abu-abu gelap
hitam
·
tekstur: afanitik
(apabila ukuran kristal tidak dapat dibedakan dengan mata telanjang atau
ukuran kristalnya sangat halus. )
-
Tempat terjadinya: Basalt
alkali di daerah kerak benua yang terangkat berbentuk kubah (updomed
continental crust) dan kerak benua yang mengalami rifting (rifted
continental crust), dan pulau-pulau oseanik seperti Hawai. Basalt
tholeitik khas dijumpai di lantai samudera, atau sebagai lava ekstrusi yang
sangat besar sehingga membentuk plateau di kerak benua, contohnya Deccan Trap
di India.
-
Kegunaan: bahan baku dalam industri
poles, bahan bangunan / pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll) dan
sebagai agregat.
– diabas
-
Tipe:
-
kandungan silika antara
45% - 52 %
-
Sifat kimia: basa
-
Komposisi: Mineral
piroksen dan plagioklas berbentuk seperti jarum yang saling bersilangan
-
Kenampakan:
·
Warna: abu-abu
-
Tempat terjadinya:
terbentuk dari magma yang menerobos hingga dekat ke permukaan.
-
Kegunaan: