Oleh: Imam Arifa’illah
Syaiful Huda
Secara
geografis, wilayah Indonesia terletak di daerah iklim tropis dan memiliki dua
musim, yaitu musim panas dan musim hujan dengan ciri-ciri perubahan cuaca,
suhu, dan arah angin yang cukup ekstrim. kondisi ini dapat menimbulkan ancaman-ancaman
yang bersifat hidrometeorologis seperti banjir dan kekeringan.
Uni Eropa
mengartikan banjir sebagai perendaman sementara oleh air pada daratan yang
biasanya tidak terendam air.[2] Dalam arti "air mengalir", kata ini juga dapat
berarti masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu
badan air seperti sungai atau danau yang
meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya.
Dalam situS www.webcrawler.com disebutkan pengertian banjir “an overflowing of a large amount of
water beyond its normal confines, esp. over what is normally dry land.
Daerah-daerah dengan risiko tinggi terhadap
ancaman banjir tersebar di seluruh wilayah Indonesia, terutama di daerah pantai
timur Sumatra bagian utara, daerah pantai utara Jawa bagian Barat., Kalimantan
bagian barat dan selatan, sulawesi selatan dan papua bagian selatan. beberapa
kota tertentu seperti Jakarta, Semarang dan Banjarmasing secara historis juga
sering dilanda banjir, begitu pula daerah aliran sungai tertentu seperti daerah
aliran sungai Bengawan Solo di Pulau jawa dan daerah aliran sungai Benanain di Nusa Tenggara Timur.
berdasarkan sumber airnya, air yang berlebihan/banjir
dapat dikategorikan dalam tiga kategori: (a) banjir yang disebabkan oleh hujan
lebat yang melebihi kapasitas penyaluran sistem pengaliran air yang terdiri
dari sistem sungai alamiah dan sistem drainase buatan manusia; (b) Banjir yang
disebabkan oleh meningkatnya gelombang laut akibat badai; dan (c) banjir akibat
kegagalan bangunan air buatan manusia seperti bendungan, tanggul dan bangunan
pengendali banjir.
Table: kejadian banjir dan dampaknya (DIBI,
BNPB)
Banjir dan dampaknya
|
2001/02
|
2002/03
|
2003/03
|
2004/05
|
total
|
1. Jumlah
kejadian
|
150
|
186
|
143
|
182
|
661
|
2. Dampak
|
|
|
|
|
|
3. Korban
manusia
|
|
|
|
|
|
-meninggal
|
185
|
206
|
230
|
126.028
|
126.649
|
- hilang
|
18
|
104
|
106
|
94.562
|
94.790
|
- mengungsi
|
388.651
|
180.901
|
102.973
|
568.382
|
1.240.907
|
4. Rumah
rusak
|
57.097
|
58.285
|
54.479
|
72.346
|
242.197
|
5. Fasos/fasum
|
972
|
201
|
841
|
4760
|
6774
|
6. Sawah (ha)
|
180.603
|
604.435
|
83.927
|
36.640
|
905.605
|
7. Jalan
(km)
|
1005
|
217
|
396
|
1685
|
3303
|
pada umumnya banjir disebabkan oleh curah
hujan yang tinggi di atas normal, sehingga sistem pengaliran air yang terdiri
dari sungai dan anak sungai alamiah serta sistem saluran drainase dan kanal
penamung banjir buatan yang ada tidak mampu menampung akumulasi air hujan
sehingga meluap. daya tampung sistem pengaliran air tidak selamanya sama,
tetapi berubah akibat sedimentasi, penyempitan sungai akibat fenomena alam dan
ulah manusia, tersumbat sampah serta hambatan lainnya. penggundulan hutan di
daerah tangkapan air hujan juga menyebabkan peningkatan debit banjir karena
pasokan air yang masuk kedalam sistem aliran menjadi tinggi dan melampaui
kapasitas pengaliran. berkurangnya daerah resapan air juga berkontribusi pada
meningkatnya debit banjir, karena jika terjadi curah hujan tinggi, sebagian
besar air akan menjadi aliran air permukaan yang langsung masuk kedalam sitem
pengaliran air sehingga kapasitasnya terlampaui dan terjadi banjir
UPAYA
YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK MENGURANGI DAMPAK DARI BANJIR
Upaya
preventif untuk mengurangi dampaknya adalah sbb.;
* Menata daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai dengan fungsi lahan.
* Membangun sistem pemantauan dan peringatan dini pada beberapa bagian sungai yang sering menimbulkan banjir.
* Tidak membangun rumah di dataran banjir.
* Tidak membuang sampah ke dalam sungai.
* Mengeruk sungai atu membersihkan sungai – sungai.
* Menata daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai dengan fungsi lahan.
* Membangun sistem pemantauan dan peringatan dini pada beberapa bagian sungai yang sering menimbulkan banjir.
* Tidak membangun rumah di dataran banjir.
* Tidak membuang sampah ke dalam sungai.
* Mengeruk sungai atu membersihkan sungai – sungai.
* Memasang pompa untuk daerah-daerah yang lebih rendah dari permukaan laut.
* Menghindari aktivitas di sekitar sungai yang memiliki lembah sempit jika terlihat di bagian hulu sungai dalam keadaan mendung atau hujan untuk mengurangi risiko bencana banjir bandang.
* Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan.
* Perhatikan atau pantau terus informasi cuaca dan pengamatan ketinggian muka air sungai yang banyak disiarkan lewat media, atau langsung bertanya ke instansi terkait yaitu Badan Meteorologi dan Geofisika dan Pemerintah Daerah setempat.
Lantas apa yang harus dilakukan saat banjir? lakukan hal-hal sbb.;
* Pada saat kejadian banjir kita harus sesegera mungkin mengamankan barang-barang berharga ke tempat yang lebih tinggi.
* Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan aliran listrik di wilayah yang terkena bencana.
* Mencoba mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat air genangan masih memungkinkan untuk diseberangi.
* Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir.
* Jika air terus meninggi, hubungi instansi yang terkait dengan penanggulangan bencana seperti Kantor Kepala Desa, Lurah ataupun Camat.
Apa yang harus dilakukan setelah banjir, lakukan hal sbb.;
* Secepatnya membersihkan rumah, biasanya lantai tertutup lumpur dan gunakan antiseptic untuk membunuh kuman penyakit.
* Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya penyakit diare yang sering berjangkit setelah kejadian banjir