1.
Teori
Pengapungan Benua (Continental Drift
theory).
Tahun 1915 Alfred Wegener dalam bukunya The
Origin of Continent’s and Ocean’s mengemukakan teorinya yang terkenal
sebagai teori pergeseran benua (Continental
Drift Theory) dan diterima di kalangan ahli geologi sampai tahun 1960-an.
Menurut Wegener semula benua-benua yang ada sekarang bergabung jadi satu yang
diberi nama Benua Pangaa (Pangeae). Permulaan Mesozoikum benua Pangeae ini
bergerak secara perlahan-lahan kearah ekuator dan ke arah barat melintasi
lautan sehingga terpecah-pecah dan menempati posisi seperti yang sekarang.
Pergeseran ke arah ekuator didorong oleh gaya sentrifugal akibat rotasi bumi,
sedang pergeseran ke arah barat seperti pergeseran pasang yang dipengaruhi oleh
gaya tarik bulan dan rotasi. Teorinya diperkuat dengan bentuk benua-benua,
misalnya antara Amerika Selatan dengan Afrika yang bila disambung nampaknya
persis bersambung.
2.
Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana theory)
Sumber Gambar :
http://cdn.zmescience.com/wp-content/uploads/2013/09/laurasia-gondwana.jpg
Teori ini
menyatakan bahwa pada awalnya bumi terdiri atas dua benua yang sangat besar,
yaitu Laurasia di sekitar kutub utara dan Gondwana di sekitar kutub selatan
bumi. Kedua benua tersebut kemudian bergerak perlahan ke arah equator bumi,
sehingga akhirnya terpecah-pecah menjadi benua benua yang lebih kecil. Laurasia
terpecah menjadi Asia, Eropa dan Amerika Utara, sedangkan Gondwana terpecah
menjadi Afrika, Australia dan Amerika Selatan. Teori Laurasia-Gondwana kali
pertama dikemukakan oleh Edward Zuess pada 1884.
3.
Teori Kontraksi
Teori ini dikemukakan kali pertama oleh Descrates
(1596–1650) menyatakan bahwa bumi semakin lama semakin susut dan mengerut
disebabkan terjadinya proses pendinginan sehingga di bagian permukaannya
terbentuk relief berupa gunung, lembah, dan dataran. Pendapat ini banyak
dikritik, karena tidak mungkin penurunan suhu (pembentuk pegunungan dan lembah)
berlangsung sangat drastis. Padahal kenyataannya, didalam bumi masih terdapat
unsur pijar dan lapisan bumi yang terus mengalami pergerakan.
Gambar Permukaan Bumi yang mengerut
4.
Teori
Konveksi
Teori Konveksi yang
dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess dan
dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz, dikemukakan bahwa di
dalam bumi yang masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke
arah lapisan kulit bumi yang berada di atasnya. Ketika arus konveksi yang
membawa materi berupa lava sampai ke permukaan bumi di mid oceanic ridge
(punggung tengah samudra), lava tersebut akan membeku membentuk lapisan kulit
bumi yang baru sehingga menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lebih tua.
5. Teori
Lempeng Tektonik
Teori
lempeng tektonik dikemukakan oleh ahli geofisika Inggris, Mc Kenzie dan Robert
Parker (1967). Berdasarkan Teori Lempeng Tektonik, kulit bumi terdiri atas
beberapa lempeng tektonik yang berada di atas lapisan astenosfer. Lempeng-
lempeng tektonik pembentuk kulit bumi selalu bergerak karena adanya pengaruh
arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer dengan posisi berada di
bawah lempeng tektonik kulit bumi.
Berdasarkan arah gerak lempeng pada
batas interaksi lempeng, dikenal ada 3 tipe batas
lempeng: a. Konvergen, yaitu batas dua lempeng yang
saling mendekati/bertabrakan;
b. Divergen, yaitu batas dua lempeng yang saling menjauhi;
c. Shear atau Transform,
yaitu batas dua lempeng yang saling berpapasan.
Gambar Tipe-tipe batas lempeng
1.
Bukti pergerakan lempeng:
Keserupaan garis pantai benua-benua yang dipisahkan
Samudra Atlantik
Buranda, JP. Tanpa tahun.
Geologi umu. Malang: Universitas Negeri Malang Pres
Andrean. 2012.Teori Pergerakan Lempeng. (Online) http://zonegeologi.blogspot.com/2012/03/teori-pergerakan-lempeng.html
diakses 02 Oktober 2014
http://id.wikipedia.org/wiki/Tektonika_lempeng
http://cdn.zmescience.com/wp-content/uploads/2013/09/laurasia-gondwana.jpg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar