Rabu, 05 September 2012

SELEMBAR KERTAS, PENUH DENGAN MANFAAT



Oleh: Imam arifa’illah S.H.

            Keanekaragaman perilaku peserta didik dalam dunia pendidikan begitu  unik dan kompleks. Ini berarti tugas bagi para guru untuk menantikan membuat ide-ide kreatif dalam membangun pribadi siswa yang menmpunyai kualitas pribadi yang aktif. Peran guru dalam membentuk pribadi siswa yang aktif sangatlah diperlukan. Sepetri apa kata pepatah “guru digugu dan ditiru” guru merupakan suri tauladan bagi siswa didiknya. Apa yang dilakukan guru, anak didiknya akan mencontohnya. Bisa di bilang “anak itik mengikuti induknya”  namun, kadang semua tidak berjalan semestinya. Hukum alam bisa berubah kapanpun.
            Tugas bagi para guru membuat pengajaran yang kreatif dan menarik, sesuai dengan kemampuan pribadinya masing-masing. Jika seorang guru merasa tidak mampu untuk membuat pengajaran yang kreatif dan unik, maka harus tetap belajar untuk menciptakan pengajaran yang unik dan kreatif.  Semua tidaklah langsung instan, semua membutuhkan proses. Dan harus terus di coba. Jangan perna takut untuk mencoba ada pepatah “tugas kita bukanlah untuk berhasil, tapi tugas kita adalah untuk mencoba karena di dalam mencoba kita kan mendapatkan sesuatu yang berharga untuk mencapai keberhasilan” . jadi bagi para guru terus mencoba untuk menciptakan pengajaran yang kreatif dan menarik.
            Dalam semua langkah pasti akan menemukan kendala. Tinggal bagaimana seorang guru menyikapai untuk menyelesaikan masalah tersebut. Jagan berhenti ketika ada masalah menghadang. Dengan masalah, semua akan berkembang. Dan tanpa adanya suatu masalah pribadi akan sulit untuk berkembang.
            Banyak buku yang membahas tentang bagaimana pengajaran yang kreatif dan menarik. Itu merupakan komponen untuk membantu dalam mengembangkan pembelajaran yang kreatif dan menarik. Semua sudah tersediah. Tinggal bagaimana minat dan sikap seseorang dalam menjalankannya. Dalam buku banyak tips dan trik yang mampu dicontoh untuk menciptakan kemampuan  pembelajaran yang kretif dan menarik. Namun, minimnya minat membaca  membuat semua permasalahan sulit untuk selesaikan. Jika di telaah, buku merupakan salah satu kunci untuk mendapatkan referensi untuk menyikapai  sebuah permasalahan. Salah satunnya dalam memecahkan permasalahn di dunia pendidikan.
            Rendahnya minat membaca menandahkan rendahnya kualitas pribadi seseorang. Bagaimana tidak sebuah ilmu pengetahuan diperoleh dari membaca.  Membaca sebuah buku merupakan proses memperoleh sebuah pengetahuan, jika proses itu sudah mampu tereduksi dengan baik, maka akan terproses menjadi ilmu pengetahuan. Ilmu merupakan sebuah aplikassi langsung dari hasil pencarian sebuah pengetahuan. Bisa dimisalkan “seseorang ingin membuat sambal. Jika seseorang ingin membuat sambal pasti ada tahap-tahapanya. Mulai dara mengumpulakan bahan-bahanya seperti: lombok, garam,  dll. Tahapan inilah yang bisa di sebut sebuah pengetahuan. Tahap pencarian bahan-bahan untuk diolah menjadi sebuah ilmu. Jika sudah tersedia bahan-bahannya, maka tinggal bagaimana kita mengolahnya menjadi rsambal yang nikmat. Dan mampu menyajikan sambal yang enak dan baik bagi tubuh”. Proses pengolahan inilah yang bisa di sebut menjadi proses belajar untuk mengaplikasikan sebuah pengetahuan yang ada. Dengan demikian akan tercipta sebuah ilmu pengetahuan. Namun, proses itu harus di imbangi dengan aspek lainnya, seperti aspek spiritual dan emosional. Dengan begitu akan menciptakan sebuah “pemahaman atau ngerti ”.
 Begitu pentingnya rangkaiaan tinta dalam lembaran kertas yang tersusun rapi. Dengan rangkaiaan itu akan membuat kualitas pribadi seseorang akan semakin naik.  Dengan kata lain sebuah proses sangatlah penting dalam mencapai sebuah keberhasilan.  Salah satu cara untuk membuat semangat dalam mencari ilmu pengetahuan adalah besrsifat “fakir ilmu atau merasa kurang. Jagan perna puas akan ilmu pengetahuan yang sudah didapatkan. Jika rasa puas dalam mencari ilmu pengetahuan ada, maka bisa dibilang perkembangan kualitas diri akan semakin lama, bahkan tidak akan berkembang. Untuk itu perlu penanaman sifat fakir ilmu.
Tidak ada batasan untuk berhenti mencari ilmu, batasannya hanya sebuah nafas yang berhenti, maka pencarian ilmu pengetahuan kan berhenti pula. Semakin banyak mengali ilmu pengetahuan semakin berkembang kualitas pribadi seseorang. Inilah yang perlu ditanamkan pada semua orang. Pentingnya sebuah budaya membaca. Di negeri tetangga kualitas diri seseorang sangat tinggi ini, bisa dianalisa bagaimana itu bisa terjadi. Pasti jawabanya adalah dengan membaca maka bisa mengetahui isi dunia.
Begitu nikmatnya sebuah ilmu pengetahuan jika  seseorang mampu untuk memaknainya. Banyak hala positif yang akan datang dalam kehidupan sehari-hari jika kita mempunyai ilmu pengetahuan yang banyak. Bahkan harta benda  akan terlindungi oleh ilmu pengetahuan. Sebagai contoh, “ketika ada seorang pencuri didepan rumah orang yang mempunyai ilmu pengetahuan tinggi, maka ia akan berpikir berulang kali untuk mencuri barang yang dimiliki oleh orang yang mempunyai ilmuberpengetahuan tinggi,  sang pencuri menyadari kalau orang yang mempunyai ilmu tinggi mempunyai keistimewaan”. Orang yang mempunyai ilmu pengetahuan yang banyak mempunyai aura tertentu. Aura itulah yang membuat seseorang terkadang mempunyai keistimewaan dari pada yang lainnya.
Aura itu juga terbukti ketika seorang yang berilmu dan seorang yang tidak berilmu berpicara. Maka akan terlihat jelas bahwa perbedaannyha akan sangat mencolok. Orang yang berilmu tinggkat prosentase diperhatikan akan semakin besar. Dibanding dengan orang yang hanya asal bicara. Namun, tidak semua orang yang ber ilmu pengetahuan mempunyai aura. Ini juga tinjau dari aspek lainnya. Bukan hanya aspek intelektualitas, namun ditinjau aspek yang lainnya seperti aspek sprituasl, sosial, dan emosional.
Begitulah pentinggnya sebuah budaya membaca, apalagi bagi para guru. Jika seorang guru minat membacanya kurang, maka pengetahuanya dalam proses pembelajaran akan tersusul oleh murid-muridnya yang aktif dalam membaca. Jika fenomena ini terjadi, bagaimana nasib pendidikan selanjutnya. Kualitas pendidikan akan semakin rendah. Maka dari itu, buatlah membaca sebagai “hobby  dengan menganggap membaca sebagai “hobby” akan tercipta suasana yang menyenangkan dan tidak ada rasa terbebani dalam melaksanakannya. Sebuah aktifitas jika didasari dengan “hobby” akan terasa ringga. Untuk itu ciptakan sebuah pandangan dan getaran bibir pada rangkaiaan tinta pada selembaran kertas yang tertata rapi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar