Kamis, 12 September 2013

ANALISIS POTENSI BENCANA DI JAWA BARAT




Oleh: Imam Arifa’illah Syaiful Huda (110721435030)

Fisiografi Jawa Barat menurut Van Bemmelen: 1949 terbagi menjadi empat bagian, yaitu:
1.      Zona Jakarta (Pantai Utara)
Daerah ini terletak di tepi laut Jawa dengan lebar kurang lebih 40 Km terbentang mulai dari Serang sampai ke Cirebon. Sebagian besar tertutupi oleh endapan alluvial.
2.      Zona Bogor
Zona ini membentang mulai dari Rangkasbitung melalui Bogor, Purwakarta, Subang, Sumedang, Kuningan, dan Majalengka. Daerah ini merupakan perbukitan lipatan yang terbentuk dari batuan sedimen tersier laut dalam membentuk suatu antiklonorium.
3.      Zona Bandung
Zona Bandung merupakan daerah gunung api, zona ini merupakan suatu depresi jika dibandingkan dengan zona Bogor dan zona pegunungan selatan yang mengapitnya terlipat pada zaman tersier. Zona Bandung sebagian besar terisi endapan vulkanik muda dari gunung api disekitarnya.
4.      Zona Pegunungan Selatan
Pegunungan selatan (menurut Pennekeok; Zone Selatan) terbentang mulai dari Teluk Pelabuhan Ratu sampai pulau Nusakambangan. Pegunungan selatan telah mengalami pelipatan dan pengangkatan pada zaman miosen. Pegunungan selatan dapat dikatakan plato dengan permukaan batuan miosen atas, tetapi dibeberapa tempat permukaannya tertoreh-toreh dengan kuat sehingga tidak merupakan plato lagi.
Fisiografi Jawa Barat akan mempengaruhi munculnya beberapa bencana alam, seperti tanah longsor, gempa bumi, tsunami, gunung berapi, dan banjir bandang. Sesuai data BNPB Tercatat, 1.241 kejadian bencana yang terjadi dalam kurun waktu 2002-2011. Kekeringan, banjir, dan tanah longsor merupakan yang sangat dominan terjadi. Meskipun demikian, kejadian gempa bumi yang pernah terjadi di provinsi inilah yang menyumbang kerugian terbesar. Kejadian-kejadian bencana tersebut menyebabkan 1.331 orang meninggal dunia, 1.738.043 orang mengungsi dan menderita, 275.770 unit rumah rusak dan hancur, serta 1.196.452 Ha lahan mengalami kerusakan.
Bencana alam geologi yang dominan di Jawa Barat terdapat di bagian selatan. Kondisi topografi yang kasar dan berlereng terjal menyebabkan daerah ini rawan akan tanah longsor. Kondisi geologi batuan yang lepas-lepas dan topografi yang terjal merupakan dua faktor yang sangat dominan dalam proses tanah longsor di Jawa Barat bagian selatan. Ketika hujan turun di atas normal, maka kondisi rawan ini berubah menjadi sangat kritis dan dapat menimbulkan tanah longsor. Daerah Jawa Barat bagian selatan termasuk yang paling rawan terhadap tanah longsor.
Potensi bencana yang kedua yakni gempa bumi. Gempa bumi sebenarnya berkonsentrasi di palung laut sebelah selatan Pulau Jawa. Akan tetapi terdapat beberapa patahan yang melintang memotong Jawa Barat. Pada umumnya daerah patahan ini merupakan daerah yang lemah terhadap kemungkinan terjadinya gempa. Demikian pula gempa yang terjadi pada palung sebelah selatan Jawa Barat dapat merambat ke daratan Jawa Barat sepanjang zona patahan yang lemah. Patahan utama terdapat melintang dari Pelabuhan Ratu ke Sukabumi sampai ke Padalarangan pada arah lebih kurang barat daya - timur laut. Patahan kedua adalah patahan Cilacap - Kuningan yang melalui Tasikmalaya sampai ke Kuningan pada arah tenggara - barat laut. Gempa bumi yang merusak sering terjadi di daerah ini, karena terdapat konsentrasi penduduk di sini, maka gempa bumi sering menimbulkan kerugian harta benda dan hilangnya nyawa manusia. Potensi gempa ini juga memicu terjadinya bencana tsunami, sehingga perlu sikap tanggap terhadap bencana.
Potensi bencana yang selanjutnya di Jawa Barat yakni gunung berapi. Pada bagian tengah dapat ditemukan gunung-gunung berapi aktif seperti Gunung. Salak  (2.211 m), Gede-Pangrango (3.019 m), Ciremai (3.078 m), dan Tangkuban Perahu (2.076).
Daftar Pustaka
Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2012. Atlas  Kebencanaan Indonesia 2011, (Online) http://www.bnpb.go.id/  diakses 07 September 2013
Anonim. Tanpa Tahun. Kondisi Fisiografi dan Geologi Regional Jawa Barat. File pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar