BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam.
Sumberdayaalam (baik renewable dan non renewable) merupakan sumberdaya yang
esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Hilangnya atau berkurangnya
ketersediaan sumberdaya tersebut akan berdampak sangat besar bagi kelangsungan
hidup umat manusia di mukabumi (Fauzi, 2004). Kekayaan sumberdaya alam
Indonesia ini pula yang menyebabkan negara kita dijajah selama berabad-abad
oleh negara Belanda dan juga selama tigasetengah tahun oleh negara Jepang.
Salah satu sumberdaya alam
yang kita miliki adalah tambang minyak dan gas (MIGAS), yang termasuk dalam
golongan sumberdaya non renewable. Sektor migas merupakan salah satu andalan
untuk mendapatkan devisa dalam rangka kelangsungan pembangunan negara .Pencapaian penerimaan negara dari minyak dan gas
bumi. Pada tahun 2010 sebesar 102%. Realisasi penerimaan migas mencapai Rp
219,2 triliun, sedangkan target pada APBN-P 2010 sebesar Rp 215 triliun.
Penerimaan migas itu terdiri dari PPh migas Rp 58,9 triliun (106% dari target
APBN-P 55,38 triliun), PNBP SDA migas Rp 152,05 triliun (100,2% dari target
APBN-P Rp 151,78 triliun) dan PNBP lainnya Rp 8 triliun (101% dari target
APBN-P Rp 7,9 triliun).(http://www.tambangnews.com)
Makalah
ini akan membahas bagaimana pengaruh minyak bumi dalam kontribusi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
Dengan mengkaji pertumbuhan, persebaran, dan cadangan minyak bumi maka akan
terlihat seberapa besar kontribusi minyak bumi dalam perekonomian.
1.2
Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengkaji seberapa besar
kontribusi sumberdaya minyak bumi dalam pembengunan ekonomi.
1.3 Rumusan Masalah
1.3.1
bagaimana persebaran minyak bumi di
Indonesia?
1.3.2
Bagaimana pertumbuhan minyak bumi di
Indonesia?
1.3.3
Faktor apa yang mempengaruhi peningkatan
dan penurunan pertumbuhan minyak bumi di Indonesia?
1.3.4
Bagaimana kontribusi minyak bumi di
Indonesia?
1.3.5
Strategi dan kebijakan apa yang harus
diterapkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia sehubungan dengan sumber
daya minyak bumi?
BAB II
PEMBAHASAN
SUMBERDAYA ALAM
Rees (1990) diacu Fauzi (2004), sesuatu untuk dapat dikatakan sebagai sumberdaya
harus : 1) ada pengetahuan, teknologi atau keterampilan untuk memanfaatkannya
dan 2) harus ada permintaan (demand) terhadap sumberdaya tersebut. Dengan kata
lain sumberdaya alam adalah faktor produksi yang digunakan untuk menyediakan
barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi.Secara umum sumberdaya alam dapat
diklasifikasi kedalam dua kelompok, yaitu :
1)
Kelompok Stok (Non Renewable)
Sumberdaya ini dianggap memiliki cadangan yang terbatas, sehingga
eksploitasiny aterhadap sumberdaya tersebut akan menghabiskan cadangan
sumberdaya, sumberstok dikatakan tidak dapat diperbaharui (non renewable) atau
terhabiskan (exhuastible)
2)
Kelompok flow
Jenis sumberdaya ini dimana jumlah dan kualitas fisik dari sumberdaya
berubah sepanjang waktu.Berapa jumlah yang kita manfaatkan sekarang, bisa mempengaruhi
atau bisa juga tidak mempengaruhi ketersediaan sumberdaya dimasa mendatang.
Sumberdaya ini dikatakan dapat diperbaharui (renewable) yang regenerasinya ada
yang tergantung pada proses biologi dan ada yang tidak.Sumberdaya alam tidak
dapat terbarukan atau sering juga disebut sebagai sumberdaya terhabiskan adalah
sumberdaya alam yang tidak memiliki kemampuan regenerasi secara biologis.
Sumberdaya alam ini terbentuk melalui proses geologi yang memerlukan waktu
sangat lama untuk dapat dijadikan sebagai sumberdaya alam yang siap diolah atau
siap pakai. Jika diambil (eksploitasi) sebagian, maka jumlah yang tinggal tidak
akan pulih kembali seperti semula.
Salah satu yang termasuk dalam golongan sumberdaya tidak dapat
terbarukan adalah tambang minyak.Tambang minyak memerlukan waktu ribuan bahkan
jutaan tahun untuk terbentuk karena ketidak mampuan sumberdaya tersebut untuk
melakukan regenerasi.Sumberdaya ini sering kita sebut juga sebagai sumberdaya
yang mempunyai stok yang tetap.Sifat-sifat tersebut menyebabkan masalah
eksploitasi sumberdaya alam tidakterbarukan (non renewable) berbeda dengan
ekstrasi sumberdaya terbarukan(renewable).
Pengusaha pertambangan atau perminyakan, harus memutuskan kombinasi yang
tepat dari berbagai faktor produksi untuk menentukan produksi yang optimal, dan
juga seberapa cepat stok harus diekstraksi dengan kendala stok yang terbatas. Berbasis
Ekonomi Pengelolaan Sumberdaya..
Parameter Model Ekonomi Kompetitif Model Sumberdaya NonRenewable
Maksimasi Keuntungan (maksimasiprofit, π) penerimaan marjinal (p) sama dengan
biaya marjinal (BM) atau p = BMStok yang tidak diekstraksi, mempunyai nilai
oppurtunitasnya atau P= BM + λ Ektrasi Sumberdaya Investasi karena nilai rente sumberdaya terkaait waktu. Penentuan rente /
keuntungan tidak dihitung masa kini juga masa sekarangTerkendala Stok, pada
waktutertentu (terminal period), stokakan habis. Peran waktusangat krusial,
intertemporalSumber : Fauzi (2004)
Masalah utama dalam usaha pertambangan (termasuk penambangan
minyak)adalah menemukan atau menaksir jumlah kandungan sumberdaya alam yang
kita milikidan menurunkan tingkat kesulitan (pemanfaatan) yang akan
dihadapi.Menurut Sahat 1997, informasi mengenai letak dan jumlah kandungan sumberdaya
alam merupakan suatu hal yang sangat berharga dan vital, baik bagi
pemiliksumberdaya (pemerintah) maupun kontraktor (penambang). Jika pemilik
tidakmengetahui berapa jumlah dan nilai sumberdaya yang dimiliki, maka
perusahaanpertambangan akan menekan harga sewa atau bagi hasil tambang
tersebut. Bisa jugadengan menaikan nilai tambang melebihi nilai sebenarnya,
sehingga pemilik atau oranglain mau menanamkan modalnya pada usaha patungan
yang akan dibuat. Kasuspendugaan stok tambang tembaga (yang sebenarnya lebih
banyak kandungan emasnya)di Tembagapura Timika merupakan salah satu contoh
ketidakmampuan kita untuk
mengetahui jumlah dan jenis kandungan tambang yang ada secara tepat.
Perkembangan teknologi saat ini, telah mampu menekan biaya dan waktu
untuk pendugaan besar kandungan. Dengan bantuan teknologi pengeinderaan jauh
(citrasatelit dan foto udara) menjadikan kegiatan lebih mudah, namun survei
lapangan atau eksplorasi permukaan (ground survey) dan pengujian contoh masih
tetap sangat diperlukan.Sementara itu, tingkat ketidak pastian dari ekplorasi
masih tinggi.Hasil penelitian di AS mengenai minyak bumi dan gas menunjukkan
bahwa nilai kiraaneksplorasi berada diantara sepersepuluh sampai sepuluh kali
dari jumlah deposit sebenarnya yang diperoleh pada saat / sesudah produksi
berjalan. Artinya kiraan eksplorasi deposit bisa melesat sepuluh kali dari
nilai sebenarnya. (M. Uman et.al 1979,diacu dalam Sahat 1997).
Salah satu sumberdaya alam yang melimpah di dunia yaitu minyak bumi.
Inilah yang akan menjadi kajian dalam makalah ini. Berikut merupakan proses
terjadinya minyak bumi
Meurut Teori Biogenesis /
Organik
- Macqiur (Prancis, 1758), MW Lamanosow (Rusia, 1763)
- New Beery (1859), Engler (1909), Bruk (1936), Bearl (1938), dan Hofer
Mengemukakan bahwa minyak dan
gas bumi berasal dari organisme laut yang telah mati berjuta-juta tahun yang
lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.
Menurut teori ini :
·
Minyak bumi dan gas alam terbentuk dari ragam
binatang dan tumbuhan yang mati dan tertimbun di bawah endapan lumpur.
·
Endapan lumpur kemudian dihanyutkan arus sungai
menuju laut.
·
Lalu mengendap di dasar lautan dan tertutup
lumpur dalam waktu yang sangat lama.
·
Akibat pengaruh waktu, temperatur tinggi,
tekanan lapisan batuan di atasnya, maka binatang dan tumbuhan mati tersebut
berubah menjadi bintik-bintik dan gelembung minyak atau gas.
2.1 Persebaran Minyak Bumi di Dunia dan Indonesia
Gambar di
atas mendiskripsi persebaran dan kuantitas dari keberadaan minyak bumi. Peta
Sumberdaya minyak bumi tersubut terlihat jelas bahwa jumlah sumberdaya minyak
bumi yang paling banyak mencapai 66% yaitu di Iraq, iran, Saudi Arabia, atau
yang biasa di sebut middle east.Negara-negara
inilah yang membantu kebutuhan energi dunia.Ini semua merupakan sebab
pergerakan lempeng dunia, yang menentukan banyak atau tidaknya sumberdaya
minyak bumi.
Sumberdaya minyak bumi yang paling
sedikit berada di negara Austria, Belgium, Denmark, finland, dan negara yang
lainnya atau bisa di sebut western Europe. Sedangkan sumberdaya minyak di
Indonesia berada pada urutan ke-6.
ü Peta Cadangan minyak bumi tahun 2009-2011
Dari peta cadangan minyak bumi
sudah terlihat jelas bahwa pada tahun 2009-2011 cadangan minyak bumi semakin
menurun. Ini akan berdampak pada semua sektor yang membutuhkan energy minyak
bumi. Kelangkaan akan terjadi dan perlu adanya penanganan secara khusus untuk
mengatasi masalah di atas.
ü Peta Cekungan minyak
bumi
ü Peta Lokasi Kilang
Minyak di Indonesia
2.2 pertumbuhan minyak bumi di Indonesia
Keterangan gambar diatas: pada dasarnya gambar diatas menjelaskan tentang produksi minyak bumi semakin tahun
semakin menurun. Hal tersebut membuktikan bahwa adanya eksploitasi yang besar. menurunnya tingkat produksi ini akan mempengaruhi beberapa sektor
ekonomi, baik mikro dan makro. Jika kondisi ini terus menerus terjadi, maka perekonomian
semakin menurun karena kontribusi minyak bumi pada perekonomian menurun.
2.3 Faktor yang mempengaruhi penurunan dan
peningkatan pertumbuhan minyak bumi di Indonesia
Ø Penurunan pertumbuhan minyak bumi
Argumen yang dilakukan pemerintah dan kalangan pendukung
kenaikan BBM sebagai berikut:
1.
Perbedaan harga jual domestik dengan
harga luar negeri yang sangat timpang akibat peningkatan harga minyak bumi yang
dewasa ini telah mencapai US$ 50 per barrel, jauh di atas harga minyak bumi
yang ditetapkan dalam asumsi harga minyak dalam APBN 2005 sebesar US$ 24 per
barrel. Perbedaan harga ini menimbulkan kemudian pembengkakan subsidi.
2.
Penyesuaian harga BBM telah dilakukan
oleh hampir semua negara di dunia termasuk negara-negara yang berpendapatan
lebih rendah dari Indonesia seperti India, Bangladesh atau negara-negara di
Afrika. Bahkan di Timor Timur – yang merupakan salah satu negara termiskin di
dunia – harga domestik BBM jauh di atas harga BBM di Indonesia
3.
Harga domestik yang terlalu rendah telah
mendorong pertumbuhan tingkat konsumsi yang sangat tinggi. Sepanjang tahun 2004
lalu pertumbuhan BBM antara 5 % per tahun.Sementara produksi minyak mentah
Indonesia terus mengalami penurunan. Selain itu perbedaan harga domestik dan
international yang cukup tinggi mendorong terjadinya penyelundupan
4.
Alasan lain yang menjadi dasar Subsidi
BBM lebih banyak dinikmati oleh kelompok 40% kelompok teratas temasuk minyak
tanah
5.
Penyesuaian harga BBM memungkinkan
pemerintah akan mengalokasikan lebih banyak program penanggulangan kemiskinan,
pembangunan pedesaan baik yang bersifat investasi jangka panjang (pendidikan
dan kesehatan) maupun pengurangan biaya transaksi (infrastruktur pedesaan) dan
pengurangan beban keluarga miskin dalam jangka pendek
6.
Semakin meningkatnya pertumbuhan
penduduk, sehingga konsumsi minyak bumi semakin besar
Ø Peningkatan minyak bumi
1. Banyaknya fosil yang terpendam, karena
di Indonesia terdapat sumber daya alam yang sangat besar misalnya:
a.
Daerah daratan yaitu adanya hutan
menghasilkan hewan dan tumbuhan-tumbuhan. Dari hewan dan tumbuhan itu jika mati
akan menumpuk atau terpendam sehingga menyebabkan adanya sumber daya alam
minyak bumi.
b.
Dunia laut banyak sekali biota laut
salah satunya yaitu ikan, jika ikan itu terseret ombak maka dia kan muncul di
daerah daratan dan mati mengendap. Seterusnya akan seperti itu jika pengendapan
itu berlansung lama dan menumpuk maka bisa menghasilkan sumber daya minya bumi.
2.4 Peran dan kontribusi (Energi) minyak bumi dalam perekonomian di Indonesia
Energi merupakan
salah satu faktor yang sangat menentukan bagi tercapainya sasaran pembangunan.
Peranan energi untuk pembangunan di Indonesia mencakup dua hal yaitu sebagai
sumber dana pembangunan (penerimaan pemerintah) yang berasal dari devisa
(ekspor) dan yang utama untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri yang
dibutuhkan dalam pembangunan.
a. Peranan
energi sebagai sumber penerimaan negara
Penerimaan negara dari sektor minyak dan gas bumi (penerimaan
migas), memberikan sumbangan yang cukup penting dalam perekonomian Indonesia.
Walaupun peranan minyak dan gas bumi dalam penerimaan negara relatif semakin
menurun, namun dalam jangka waktu lima tahun terakhir (1996/97-1999/2000) rata-rata penerimaan minyak dan gas
bumi dibandingkan dengan jumlah penerimaan dalam negeri masih mencakup yaitu sekitar 30%.
Penerimaan minyak dan gas bumi dipengaruhi oleh besarnya
tingkat produksi minyak mentah dan kondesat, volume ekspor LNG dan LPG, harga
minyak mentah dan biaya produksi. Unsur lain yang juga penting dan mempengaruhi besarnya penerimaan minyak dan gas adalah
nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Selain sebagai sumber
penerimaan negara, minyak dan gas bumi juga berperan sebagai sumber penerimaan
devisa.
b.
Peranan energi
untuk kebutuhan konsumsi dalam negeri.
Dalam hal ini terlihat bahwa
hubungan perekonomian dengan energi sedemikian kuat, peningkatan kegiatan
ekonomi biasanya diikuti dengan meningkatnya konsumsi energy.Di Indonesia
tercermin dari meningkatnya pertumbuhan ekonomi sebesar 7% per tahun mengakibatkan
pertumbuhan konsumsi energi meningkat sebesar 10%. Hubungan tersebut disebut
dengan ”elastisitas energi” terhadap kegiatan energi, atau dapat didefenisikan
sebagai perubahan pertumbuhan konsumsi energi sebagai akibat perubahan
pertumbuhan konsumsi energi sebagai akibat perubahan kegiatan ekonomi.
ü Listrik sebagai Sumber Daya Energi
Tenaga listrik merupakan
sarana produksi maupun sarana kehidupan sehari-hari yang memegang peranan
penting dalam upaya mencapai sasaran pembangunan. Sebagai sarana produksi,
tersedianya tenaga listrik dalam jumlah dan mutu pelayanan yang baik serta
harga yang terjangkau merupakan penggerak utama dan sangat mendorong laju
pembangunan di berbagai sektor lain. Pembangunan di berbagai sektor ini sangat
penting bagi tercapainya tujuan pembangunan seperti menciptakan lapangan kerja,
meningkatkan pendapapatan nasional, mengubah struktur ekonomi, yang pada
gilirannya akan meningkatkan permintaan tenaga listrik. Di samping itu,
tersedianya tenaga listrik yang meratadan dipergunakan secara luas untuk
keperluan sehari-hari akan dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan
masyarakat.
Minyak bumi, gas bumi dan batu
bara merupakan sumber daya energi yang dapat dimanfaatkan untuk memproduksi
listrik. Pemanfaatan minyak bumi, gas bumi dan batu bara sebagai pemasok untuk
memproduksi listrik di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Keterbatasan cadangan minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri
menyebabkan pemerintah mengambil kebijaksanaan untuk melakukan diversifikasi
energi untuk sektor Pembangkit Listrik Negara (PLN) bentuk diversifikasi ini
telah dapat dirasakan dengan berdirinya pusat-pusat pembangkit listrik tenaga
air, tenaga gas, maupun panas bumi.
Sebagai salah satu bentuk energi yang sudah siap dipergunakan
oleh konsumen, tenaga listrik merupakan salah satu faktor yang menentukan untuk
mencapai sasaran pembangunan, sehingga perlu diusahakan serasi, selaras, dan
serempak dengan tahap pembangunan nasional.Hal ini berarti bahwa sasaran
pembangunan ketenagalistrikan harus selalu menunjang setiap tahap pembangunan
nasional baik dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat maupun dalam
mendorong peningkatan ekonomi.
Kebijakan penentuan harga
energi di Indonesia tidak dilakukan melalui mekanisme pasar melainkan
ditetapkan secara administrasi oleh pemerintah. Dalam penentuan harga energi
ada empat hal yang harus dipertimbangkan yaitu :
- Tujuan efisiensi ekonomi : untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri dengan harga serendah rendahnya dan memelihara cadangan minyak untuk keperluan ekspor, khususnya dengan mendorong pasar domestik untuk mensubstitusikan konsumsinya dengan alternatif bahan bakar lain yang persediaannya lebih melimpah (gas dan batubara) atau sumber energi yang nontradable seperti tenaga air (hydropower) dan panas bumi (geothermal).
- Tujuan mobilisasi dana : dengan memaksimumkan pendapatan ekspor dan pendapatan anggaran pemerintah dari ekspor sumber energi yang tradable seperti migas dan batubar yang memungkinkan produsen untuk menutupi biaya ekonominya dan memperoleh sumber dana untuk membiayai pertumbuhan dan pembangunan.
- Tujuan sosial (pemerataan) : mendorong pemerataan melalui perluasan akses bagi kebutuhan pokok yang bergantung pada energi seperti penerangan, memasak, dan transportasi umum.
- Tujuan kelestarian lingkungan : mendorong agar pencemaran lingkungan seminum mungkin sebagai dampak pembakaran sumber sumber energi.
Keempat tujuan di atas
merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan kebijakan, sehingga
kemungkinan bentrokan dapat di atasi. Sebagai contoh studi yang dilakukan Pitt
(1985 dalam [4]) menunjukkan tujuan untuk mengurangi dampak lingkungan praktis
tidak tercapai.
Berikut merupakan
strategi dalam menjaga sumberdaya minyak bumi:
v Pengembangan Energi Alternatif
Indonesia sesungguhnya
memiliki potensi sumber energi terbarukan dalam jumlah besar. Beberapa
diantaranya bisa segera diterapkan di tanah air, seperti: bioethanol sebagai
pengganti bensin, biodiesel untuk pengganti solar, tenaga panas bumi,
mikrohidro, tenaga surya, tenaga angin, bahkan sampah/limbah pun bisa digunakan
untuk membangkitkan listrik. Hampir semua sumber energi tersebut sudah dicoba
diterapkan dalam skala kecil di tanah air. Momentum krisis BBM saat ini
merupakan waktu yang tepat untuk menata dan menerapkan dengan serius berbagai
potensi tersebut. Meski saat ini sangat sulit untuk melakukan substitusi total
terhadap bahan bakar fosil, namun implementasi sumber energi terbarukan sangat
penting untuk segera dimulai
Kebijakan penghapusan
subsidi BBM pada tahun 2005 merupakan momentum yang tepat bagi pemerintah untuk
mengembangkan batubara sebagai energi alternatif yang prospeknya cukup
menjanjikan. baik dilihat dari cadangan yang melimpah maupun dari harga yang
relatif lebih murah dibanding BBM. Sebagai contoh bila digunakan di sektor
listrik, batubara lebih murah dibanding BBM. Pada Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel (PLTD) yang menggunakan solar, harga listrik mencapai Rp 500 per KWh.
Sementara menggunakan batubara biayanya hanya sekitar Rp 50 per KWh. Jadi bisa
menghemat biaya kurang lebih Rp 30 milyar per tahun.
Bila digunakan di sektor
rumah tangga pun untuk keperluan memasak atau sektor industri untuk bahan
bakar, batubara sangatlah hemat. Setiap satu liter minyak tanah dapat
digantikan dengan 0.6 kg briket batubara (Soedjoko dalam Warta, 2003).
Berdasarkan pada hitungan konversi energi ini, kita dapat mengambil contoh
penghematan yang akan diperoleh. Pada tahun 2003. harga batubara sekitar Rp
222.27 per kg. sementara minyak tanah Rp 700 per liter. Pada tahun 2003
rata-rata pemakaian minyak tanah di sektor rumah tangga sekitar 179 liter
pertahun. maka biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli minyak tanah adalah
Rp 125.300 per rumah tangga. Sedangkan, jika menggunakan batubara, maka
besarnya biaya yang harus dikeluarkan hanya Rp 23.872. Dengan demikian ada
penghematan sebesar Rp 101.428 per rumah tangga. Dengan merujuk pada data BPS
yang menyebutkan bahwa jumlah rumah tangga tahun 2003 sebanyak 56.625.000. jadi
sebenarnya ada potensi penghematan yang bisa dilakukan untuk pengeluaran energi
di sektor rumah tangga sebesar Rp 5.74 trilyun. Dengan harga minyak tanah yang
mencapai Rp 2000 perliter pada tahun 2005. maka tentu saja penghematan ini akan
jauh lebih besar lagi.
Proses substitusi penggunaan energi ini tentu saja harus dibarengi
dengan inovasi peralatan dan mesin-mesin industri yang bisa mendukung
digunakannya energi alternatif tersebut dan bisa meminimalisir efek negatif
dari penggunaan energi alternatif, seperti polusi dari hasi pembakaran
batubara. Begitupun halnya dengan substitusi energi di sektor rumah tangga.Perlu
ditunjang dengan ketersediaan alat yang kompatibel dengan harga yang terjangkau
oleh masyarakat.Di sisi lain. untuk memberikan kenyamanan pada
pengguna energi alternatif. maka pemerintah perlu memberikan jaminan
kontinuitas distribusi energi alternatif tersebut. Mengganti BBM dengan
batubara atau gas bumi memang terkesan hanya sebagai solusi jangka pendek
karena memang sama-sama energi tidak terbarukan (non renewable energy), namun
hal ini akan menjadi jembatan penting untuk pengembangan energi alternatif lain
yang dapat diperbaharui (renewable energy).
o Bioethanol
Bioethanol adalah ethanol yang diproduksi dari tumbuhan.
Brazil, dengan 320 pabrik bioethanol, adalah negara terkemuka dalam penggunaan
serta ekspor bioethanol saat ini. Di tahun 1990-an, bioethanol di Brazil telah
menggantikan 50% kebutuhan bensin untuk keperluan transportasi; ini jelas
sebuah angka yang sangat signifikan untuk mengurangi ketergantungan terhadap
bahan bakar fosil. Bioethanol tidak saja menjadi alternatif yang sangat menarik
untuk substitusi bensin, namun dia mampu menurunkan emisi CO2 hingga 18% di
Brazil. Dalam hal prestasi mesin, bioethanol dan gasohol (kombinasi bioethanol
dan bensin) tidak kalah dengan bensin; bahkan dalam beberapa hal, bioethanol
dan gasohol lebih baik dari bensin. Pada dasarnya pembakaran bioethanol tidak
menciptakan CO2 neto ke lingkungan karena zat yang sama akan diperlukan untuk
pertumbuhan tanaman sebagai bahan baku bioethanol. Bioethanol bisa didapat dari
tanaman seperti tebu, jagung, singkong, ubi, dan sagu; ini merupakan jenis
tanaman yang umum dikenal para petani di tanah air. Efisiensi produksi
bioethanol bisa ditingkatkan dengan memanfaatkan bagian tumbuhan yang tidak
digunakan sebagai bahan bakar yang bisa menghasilkan listrik.
o Biodiesel
Serupa dengan bioethanol, biodiesel telah digunakan di beberapa negara, seperti Brazil dan
Amerika, sebagai pengganti solar. Biodiesel didapatkan dari minyak tumbuhan
seperti sawit, kelapa, jarak pagar, kapok, dsb. Beberapa lembaga riset di
Indonesia telah mampu menghasilkan dan menggunakan biodiesel sebagai pengganti
solar, misalnya BPPT serta Pusat Penelitian Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan
Pelestarian Lingkungan ITB. Kandungan sulfur yang relatif rendah serta angka
cetane yang lebih tinggi menambah daya tarik penggunaan biodiesel dibandingkan
solar. Seperti telah diketahui, tingginya kandungan sulfur merupakan salah satu
kendala dalam penggunaan mesin diesel, misalnya di Amerika. Serupa dengan
produksi bioethanol, pemanfaatan bagian tanaman yang tidak digunakan dalam
produksi biodiesel perlu mendapatkan perhatian serius. Dengan kerjasama yang
erat antara pemerintah, industri, dan masyarakat, bioethanol dan biodiesel
merupakan dua kandidat yang bisa segera diimplementasikan untuk mengurangi
ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.
o Tenaga Panas Bumi
Salah satu sumber energi terbarukan
yang potensinya sangat besar adalah panas bumi. Berdasarkan data Indonesia
Power, saat ini baru sekitar lima persen potensi panas bumi yang dimanfaatkan
di Indonesia. Dari 16.035 megawatt, baru 780 megawatt listrik yang dihasilkan
dari panas bumi.
Padahal potensi listrik yang dapat
dibangkitkan dari panas bumi tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia,
khususnya di sepanjang jalur pegunungan bagian selatan. Yaitu 4.885 megawatt di
Sumatera, 8.100 megawatt di Jawa-Bali, 1.500 megawatt di Sulawesi, dan 1.550
megawatt di pulau-pulau lainnya.
Bahkan berdasarkan data yang dipakai
dalam blueprint pengelolaan energi nasional (PEN), potensi panas bumi mencapai
27 ribu megawatt. Secara teori, sumber panas bumi memang kemungkinan besar
ditemukan di jalur pegunungan yang melalui kawasan Indonesia.
Hanya saja sumber panas bumi
kebanyakan berada di daerah terpencil di puncak gunung. PLTP Kamojang saja
berada pada ketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut (dpl) dan 25
kilometer dari Garut. Dengan alasan kesulitan menjangkau dan besarnya investasi
yang harus diperlukan untuk menyalurkan listrik yang dihasilkan ke sistem
interkoneksi, sumber listrik panas bumi tidak sepopuler Pembangkit Listrik
Tenaga Uap, Gas, atau Diesel.
Namun sejak harga minyak membumbung
tinggi sementara pasokan minyak semakin tergantung impor, mulailah dilirik
berbagai sumber energi alternatif termasuk panas bumi. Seharusnya pemerintah
bisa mendorong berbagai pihak agar target produksi panas bumi melebihi 9.000
megawatt pada tahun 2025. Jika target tersebut tercapai sesuai blueprint PEN,
panas bumi akan memasok 3,8 persen kebutuhan listrik nasional.
Harga jual listrik ke masyarakat
paling tingi hanya Rp 495 per kilowatt jam. Sehingga harus ada negosiasi ulang
dengan Pertamina dapat dilakukan. Kendala lain yang harus segera diatasi adalah
dukungan kebijakan dari pemerintah. Meskipun sudah ada Undang-undang No. 27
Tentang Panas Bumi, belum diikuti oleh berbagai peraturan perundang-undangan
yang mendukung pelaksanaannya. Padahal potensi pembangkitan energi yang ramah
lingkungan ini juga berpotensi untuk mendatangkan devisa dari penerbitan
sertifikasi clean development management (CDM). Sayang sekali jika potensi
panas bumi yang sangat besar tidak segera termanfaatkan.
o Mikrohidro
Mikrohidro adalah pembangkit listrik tenaga air skala kecil
(bisa mencapai beberapa ratus kW). Relatif kecilnya energi yang dihasilkan
mikrohidro (dibandingkan dengan PLTA skala besar) berimplikasi pada relatif
sederhananya peralatan serta kecilnya areal tanah yang diperlukan guna
instalasi dan pengoperasian mikrohidro. Hal tersebut merupakan salah satu
keunggulan mikrohidro, yakni tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Mikrohidro
cocok diterapkan di pedesaan yang belum terjangkau listrik dari PT PLN.
Mikrohidro mendapatkan energi dari aliran air yang memiliki perbedaan
ketinggian tertentu. Energi tersebut dimanfaatkan untuk memutar turbin yang
dihubungkan dengan generator listrik. Mikrohidro bisa memanfaatkan ketinggian
air yang tidak terlalu besar, misalnya dengan ketinggian air 2.5 m bisa
dihasilkan listrik 400W. Potensi pemanfaatan mikrohidro secara nasional
diperkirakan mencapai 7,500 MW, sedangkan yang dimanfaatkan saat ini baru
sekitar 600 MW. Meski potensi energinya tidak terlalu besar, namun mikrohidro
patut dipertimbangkan untuk memperluas jangkauan listrik di seluruh pelosok
nusantara.
o
Tenaga Surya
Energi
yang berasal dari radiasi matahari merupakan potensi energi terbesar dan
terjamin keberadaannya di muka bumi. Berbeda dengan sumber energi lainnya,
energi matahari bisa dijumpai di seluruh permukaan bumi. Pemanfaatan
radiasi matahari sama sekali tidak menimbulkan polusi ke atmosfer. Perlu
diketahui bahwa berbagai sumber energi seperti tenaga angin, bio-fuel, tenaga
air, dsb, sesungguhnya juga berasal dari energi matahari. Pemanfaatan radiasi
matahari umumnya terbagi dalam dua jenis, yakni termal dan photovoltaic. Pada
sistem termal, radiasi matahari digunakan untuk memanaskan fluida atau zat
tertentu yang selanjutnya fluida atau zat tersebut dimanfaatkan untuk
membangkitkan listrik. Sedangkan pada sistem photovoltaic, radiasi matahari
yang mengenai permukaan semikonduktor akan menyebabkan loncatan elektron yang
selanjutnya menimbulkan arus listrik. Karena tidak memerlukan instalasi yang
rumit, sistem photovoltaic lebih banyak digunakan. Sebagai negara tropis,
Indonesia diuntungkan dengan intensitas radiasi matahari yang hampir sama
sepanjang tahun, yakni dengan intensitas harian rata-rata sekitar 4.8 kWh/m2.
Meski terbilang memiliki potensi yang sangat besar, namun pemanfaatan energi
matahari untuk menghasilkan listrik masih dihadang oleh dua kendala serius:
rendahnya efisiensi (berkisar hanya 10%) dan mahalnya biaya per-satuan daya
listrik. Untuk pembangkit listrik dari photovoltaic, diperlukan biaya US $ 0.25
- 0.5 / kWh, bandingkan dengan tenaga angin yang US $ 0.05 - 0.07 / kWh, gas US
$ 0.025 - 0.05 / kWh, dan batu bara US $ 0.01 - 0.025 / kWh . Pembangkit lisrik
tenaga surya ini sudah diterapkan di berbagi negara maju serta terus
mendapatkan perhatian serius dari kalangan ilmuwan untuk meminimalkan kendala
yang ada.
o Tenaga Angin
Pembangkit listrik tenaga angin disinyalir sebagai
jenis pembangkitan energi dengan laju pertumbuhan tercepat di dunia dewasa ini.
Saat ini kapasitas total pembangkit listrik yang berasal dari tenaga angin di
seluruh dunia berkisar 17.5 GW [17]. Jerman merupakan negara dengan kapasitas
pembangkit listrik tenaga angin terbesar, yakni 6 GW, kemudian disusul oleh
Denmark dengan kapasitas 2 GW [17]. Listrik tenaga angin menyumbang sekitar 12%
kebutuhan energi nasional di Denmark; angka ini hendak ditingkatkan hingga 50%
pada beberapa tahun yang akan datang. Berdasar kapasitas pembangkitan
listriknya, turbin angin dibagi dua, yakni skala besar (orde beberapa ratus kW)
dan skala kecil (dibawah 100 kW). Perbedaan kapasitas tersebut mempengaruhi
kebutuhan kecepatan minimal awal (cut-in win speed) yang diperlukan: turbin
skala besar beroperasi pada cut-in win speed 5 m/s sedangkan turbin skala kecil
bisa bekerja mulai 3 m/s. Untuk Indonesia dengan estimasi kecepatan angin
rata-rata sekitar 3 m/s, turbin skala kecil lebih cocok digunakan, meski tidak
menutup kemungkinan bahwa pada daerah yang berkecepatan angin lebih tinggi
(Sumatra Selatan, Jambi, Riau,dsb) bisa dibangun turbin skala besar. Perlu
diketahui bahwa kecepatan angin bersifat fluktuatif, sehingga pada daerah yang
memiliki kecepatan angin rata-rata 3 m/s, akan terdapat saat-saat dimana
kecepatan anginnya lebih besar dari 3 m/s - pada saat inilah turbin angin
dengan cut-in win speed 3 m/s akan bekerja. Selain untuk pembangkitan listrik,
turbin angin sangat cocok untuk mendukung kegiatan pertanian dan perikanan,
seperti untuk keperluan irigasi, aerasi tambak ikan, dsb
Iptek Net, 3 Juli 2006
Belajar dari Negeri China dalam menata energi
nasional
"Belajarlah
sampai ke Negeri China" dalam ajaran agama Islam pantas menjadi
pandangan bagi segenap bangsa Indonesia dalam menata energi nasional, yakni
ketika China maupun Indonesia tengah sama-sama berupaya menjadi industri
maju dan menghadapi kendala kebutuhan pasokan sumber daya energi yg
meningkat tajam sejalan dengan pembangunan ekonomi kedua bangsa.
Percepatan
pembangunan ekonomi Negeri China yg amat mencengangkan selama dekade
terakhir tidak pelak lagi meyakinkan dunia, bahwa dekade awal abad 21 akan
menjadi milik China yg akan tumbuh menjadi negeri industri raksasa global
yang akan melebihi atau setidaknya setara dengan kekayaan dua negara
raksasa ekonomi global AS dan Jepang.
Dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi per tahun rata-rata selalu berkisar 9 persen maka dalam
dua dekade y.a.d menurut prakiraan ahli ekonomi PDB Negeri China akan
menyamai atau melebihi kekayaan ekonomi Jepang. Nominal PDB China 2004
sebesar AS $ 1.745 miliar akan berlipat ganda menjadi AS $ 5 trilyun.
K
|
Guna dapat terus
menjamin kesinambungan momentum pertumbuhan ekonomi China sejak tumbuh
pesat sejak medio 1990, maka negeri ini akan terpacu untuk menjadi pemangsa
sumber daya alam yg amat intensif dalam lingkup global, termasuk didalamnya
kebutuhan pembangkit tenaga listrik.
Kalangan analis
pembangunan ekonomi dan ilmuwan lingkungan hidup dengan cermat mengamati
situasi ini diimbuhi rasa kuatir mengingat pengalaman yang belum lama
berlalu. Pada tahun 1990 ketika Negeri China akhirnya berketetapan untuk membangun
proyek
"Three
Gorges Dam" di s.Yang Tze serta merta menimbulkan kontroversi
pertentangan dari kalangan ilmuwan lingkungan hidup global. Mega proyek
bendungan raksasa sepanjang hampir 2 km -atau 1/4 dari dimensi struktur
buatan manusia yg terbesar sejagat: Tembok Besar China yg panjangnya 8 km-
dianggap menimbulkan kerusakan lingkungan yg teramat parah.
Selain guna
menata irigasi dan mengurangi hingga 90ingkat banjir sungai Yang Tze ,
pemerintah China membangun proyek bendungan "Bendung Tiga Ngarai"
karena bermaksud mendayagunakan bendungan guna mencukupi 15ari kebutuhan
listrik nasional. Dan
selesainya proyek raksasa "Bendung Tiga Ngarai" pada tahun 2005
pun masih menyisakan kebutuhan energi listrik tersisa yg cukup besar: 85
persen.
Saat ini porsi sumber listrik energi
dengan sumber batubara memiliki porsi sebesar: 64.524.5BM, dan 3.1 persen
gas alam. Hanya 3 persen sumber daya listrik yg diperoleh dari sumber
energi terbarukan / non-konvensional.
Kalangan analis lingkungan dunia mengkhawatirkan
akan terjadinya bahaya degradasi kualitas lingkungan hidup besar-besaran di
negeri China
dan dampak negatif dalam skala global, apabila negeri itu terdesak untuk
tetap mengandalkan pembakaran batubara sebagai sumber daya listrik utama. Rencana
pemerintah guna membangun 20 PLTN dalam waktu dekat pun menimbulkan
kekuatiran tersendiri.
Namun tidak
segala langkah China bernilai minor, karena Pemerintah China setidaknya
telah melangkah maju dengan segera memberlakukan U.U tentang Energi
Terbarukan tahun 2006 dan Peraturan Pemerintah ttg standard ketat
penggunaan BBM untuk kendaraan mobil produksi terbaru. UU Energi Terbarukan
secara tegas menggariskan target penggunaan energi angin dan tenaga surya
sebagai basis sumber energi masa depan negeri itu. Diproyeksikan pada tahun 2020 energi
berbasis sumber daya terbarukan akan mencapai: 10 persen kebutuhan
nasional.
Dari kedua sisi gelap-terang upaya dan
kebijakan yg dilakukan Pemerintah China maka Indonesia
pantas menilik pelajaran yang amat berharga guna diterapkan terutama dalam
hal menata perencanaan infrastruktur energi nasional yang berperan amat
vital dalam melandasi kesinambungan pembangunan ekonomi guna mencapai
cita-cita kemakmuran bangsa.
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas
dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Cadangan minyak dan produksi minyak dunia terus mengalami penurunan sedangkan komsumsi minyak semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan perekonomian sehingga sejak tahun 2004, Indonesia merupakan net-importer.
- Penentuan harga jual BBM di Indonesia sangat ditentukan oleh asumsi harga minyak APBN dan asumsi apakah minyak dianggap sebagai penerimaan negara atau bukan.
- Alasan kenaikan harga BBM di Indonesia antara lain: defisit APBN, kenaikan BBM dilakukan banyak negara, harga BBM rendah mendorong peningkatan konsumsi, disparitas harga mendorong penyelundupan, subsidi BBM banyak dinikmati golongan kaya, realokasi subsidi BBM ke subsidi yang bersifat produktif, dan insentif berkembangnya energi alternatif.
- Dampak kenaikan BBM terhadap kemiskinan sangat tergantung dari dampak kenaikan BBM terhadap inflasi khususnya inflasi bahan makanan.
- Minyak bumi mempunyai peran penting dalam kontribusi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi karena minyak bumi merupakan energi yang digunakan untuk mengolah dan memenuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan. Tidak hanya itu, minyak bumi menyumbang devisa negara terbesar
- Pengembangan Energi Alternatif dilakuakn dengan berbagai cara, diantaranya: Bioethanol, Biodiesel, Tenaga Panas Bumi, Mikrohidro, Tenaga Surya, dan Tenaga Angin
3.2 Saran
Makalah
ini masih belum sempurna, untuk itu kritik dan saran sangat membangun dalam penyempurnaan.
DAFTAR PUSTAKA
http://casdiraku.wordpress.com/2010/02/17/peran-strategis-minyak-dan-gas-bumi/
http://www.esdm.go.id/berita/migas/40-migas/5931-harga-jual-gas-industri-naik-.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar