Minggu, 08 September 2013

KONTRIBUSI SUMBERDAYA MINYAK BUMI DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI




BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam. Sumberdayaalam (baik renewable dan non renewable) merupakan sumberdaya yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Hilangnya atau berkurangnya ketersediaan sumberdaya tersebut akan berdampak sangat besar bagi kelangsungan hidup umat manusia di mukabumi (Fauzi, 2004). Kekayaan sumberdaya alam Indonesia ini pula yang menyebabkan negara kita dijajah selama berabad-abad oleh negara Belanda dan juga selama tigasetengah tahun oleh negara Jepang.
Salah satu sumberdaya alam yang kita miliki adalah tambang minyak dan gas (MIGAS), yang termasuk dalam golongan sumberdaya non renewable. Sektor migas merupakan salah satu andalan untuk mendapatkan devisa dalam rangka kelangsungan pembangunan negara .Pencapaian penerimaan negara dari minyak dan gas bumi. Pada tahun 2010 sebesar 102%. Realisasi penerimaan migas mencapai Rp 219,2 triliun, sedangkan target pada APBN-P 2010 sebesar Rp 215 triliun. Penerimaan migas itu terdiri dari PPh migas Rp 58,9 triliun (106% dari target APBN-P 55,38 triliun), PNBP SDA migas Rp 152,05 triliun (100,2% dari target APBN-P Rp 151,78 triliun) dan PNBP lainnya Rp 8 triliun (101% dari target APBN-P Rp 7,9 triliun).(http://www.tambangnews.com)
Makalah ini akan membahas bagaimana pengaruh minyak bumi dalam  kontribusi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Dengan mengkaji pertumbuhan, persebaran, dan cadangan minyak bumi maka akan terlihat seberapa besar kontribusi minyak bumi dalam perekonomian.
1.2  Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengkaji seberapa besar kontribusi sumberdaya minyak bumi dalam pembengunan ekonomi.
1.3  Rumusan Masalah
1.3.1        bagaimana persebaran minyak bumi di Indonesia?
1.3.2        Bagaimana pertumbuhan minyak bumi di Indonesia?
1.3.3        Faktor apa yang mempengaruhi peningkatan dan penurunan pertumbuhan minyak bumi di Indonesia?
1.3.4        Bagaimana kontribusi minyak bumi di Indonesia?
1.3.5        Strategi dan kebijakan apa yang harus diterapkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia sehubungan dengan sumber daya minyak bumi?
BAB II
PEMBAHASAN
SUMBERDAYA ALAM
Rees (1990) diacu Fauzi (2004), sesuatu untuk dapat dikatakan sebagai sumberdaya harus : 1) ada pengetahuan, teknologi atau keterampilan untuk memanfaatkannya dan 2) harus ada permintaan (demand) terhadap sumberdaya tersebut. Dengan kata lain sumberdaya alam adalah faktor produksi yang digunakan untuk menyediakan barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi.Secara umum sumberdaya alam dapat diklasifikasi kedalam dua kelompok, yaitu :
1)      Kelompok Stok (Non Renewable)
Sumberdaya ini dianggap memiliki cadangan yang terbatas, sehingga eksploitasiny aterhadap sumberdaya tersebut akan menghabiskan cadangan sumberdaya, sumberstok dikatakan tidak dapat diperbaharui (non renewable) atau terhabiskan (exhuastible)
2)      Kelompok flow
Jenis sumberdaya ini dimana jumlah dan kualitas fisik dari sumberdaya berubah sepanjang waktu.Berapa jumlah yang kita manfaatkan sekarang, bisa mempengaruhi atau bisa juga tidak mempengaruhi ketersediaan sumberdaya dimasa mendatang. Sumberdaya ini dikatakan dapat diperbaharui (renewable) yang regenerasinya ada yang tergantung pada proses biologi dan ada yang tidak.Sumberdaya alam tidak dapat terbarukan atau sering juga disebut sebagai sumberdaya terhabiskan adalah sumberdaya alam yang tidak memiliki kemampuan regenerasi secara biologis. Sumberdaya alam ini terbentuk melalui proses geologi yang memerlukan waktu sangat lama untuk dapat dijadikan sebagai sumberdaya alam yang siap diolah atau siap pakai. Jika diambil (eksploitasi) sebagian, maka jumlah yang tinggal tidak akan pulih kembali seperti semula.
Salah satu yang termasuk dalam golongan sumberdaya tidak dapat terbarukan adalah tambang minyak.Tambang minyak memerlukan waktu ribuan bahkan jutaan tahun untuk terbentuk karena ketidak mampuan sumberdaya tersebut untuk melakukan regenerasi.Sumberdaya ini sering kita sebut juga sebagai sumberdaya yang mempunyai stok yang tetap.Sifat-sifat tersebut menyebabkan masalah eksploitasi sumberdaya alam tidakterbarukan (non renewable) berbeda dengan ekstrasi sumberdaya terbarukan(renewable).
Pengusaha pertambangan atau perminyakan, harus memutuskan kombinasi yang tepat dari berbagai faktor produksi untuk menentukan produksi yang optimal, dan juga seberapa cepat stok harus diekstraksi dengan kendala stok yang terbatas. Berbasis Ekonomi Pengelolaan Sumberdaya..
Parameter Model Ekonomi Kompetitif Model Sumberdaya NonRenewable
Maksimasi Keuntungan (maksimasiprofit, π) penerimaan marjinal (p) sama dengan biaya marjinal (BM) atau p = BMStok yang tidak diekstraksi, mempunyai nilai oppurtunitasnya atau P= BM + λ Ektrasi Sumberdaya Investasi karena nilai rente  sumberdaya terkaait waktu. Penentuan rente / keuntungan tidak dihitung masa kini juga masa sekarangTerkendala Stok, pada waktutertentu (terminal period), stokakan habis. Peran waktusangat krusial, intertemporalSumber : Fauzi (2004)
Masalah utama dalam usaha pertambangan (termasuk penambangan minyak)adalah menemukan atau menaksir jumlah kandungan sumberdaya alam yang kita milikidan menurunkan tingkat kesulitan (pemanfaatan) yang akan dihadapi.Menurut Sahat 1997, informasi mengenai letak dan jumlah kandungan sumberdaya alam merupakan suatu hal yang sangat berharga dan vital, baik bagi pemiliksumberdaya (pemerintah) maupun kontraktor (penambang). Jika pemilik tidakmengetahui berapa jumlah dan nilai sumberdaya yang dimiliki, maka perusahaanpertambangan akan menekan harga sewa atau bagi hasil tambang tersebut. Bisa jugadengan menaikan nilai tambang melebihi nilai sebenarnya, sehingga pemilik atau oranglain mau menanamkan modalnya pada usaha patungan yang akan dibuat. Kasuspendugaan stok tambang tembaga (yang sebenarnya lebih banyak kandungan emasnya)di Tembagapura Timika merupakan salah satu contoh ketidakmampuan kita untuk
mengetahui jumlah dan jenis kandungan tambang yang ada secara tepat.
Perkembangan teknologi saat ini, telah mampu menekan biaya dan waktu untuk pendugaan besar kandungan. Dengan bantuan teknologi pengeinderaan jauh (citrasatelit dan foto udara) menjadikan kegiatan lebih mudah, namun survei lapangan atau eksplorasi permukaan (ground survey) dan pengujian contoh masih tetap sangat diperlukan.Sementara itu, tingkat ketidak pastian dari ekplorasi masih tinggi.Hasil penelitian di AS mengenai minyak bumi dan gas menunjukkan bahwa nilai kiraaneksplorasi berada diantara sepersepuluh sampai sepuluh kali dari jumlah deposit sebenarnya yang diperoleh pada saat / sesudah produksi berjalan. Artinya kiraan eksplorasi deposit bisa melesat sepuluh kali dari nilai sebenarnya. (M. Uman et.al 1979,diacu dalam Sahat 1997).
Salah satu sumberdaya alam yang melimpah di dunia yaitu minyak bumi. Inilah yang akan menjadi kajian dalam makalah ini. Berikut merupakan proses terjadinya minyak bumi
Meurut Teori Biogenesis / Organik
  • Macqiur (Prancis, 1758), MW Lamanosow (Rusia, 1763)
Mengemukakan bahwa minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan
  • New Beery (1859), Engler (1909), Bruk (1936), Bearl (1938), dan Hofer
Mengemukakan bahwa minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yang telah mati berjuta-juta tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.
Menurut teori ini :
·         Minyak bumi dan gas alam terbentuk dari ragam binatang dan tumbuhan yang mati dan tertimbun di bawah endapan lumpur.
·         Endapan lumpur kemudian dihanyutkan arus sungai menuju laut.
·         Lalu mengendap di dasar lautan dan tertutup lumpur dalam waktu yang sangat lama.
·         Akibat pengaruh waktu, temperatur tinggi, tekanan lapisan batuan di atasnya, maka binatang dan tumbuhan mati tersebut berubah menjadi bintik-bintik dan gelembung minyak atau gas.
2.1  Persebaran Minyak Bumi di Dunia dan Indonesia

                  Gambar di atas mendiskripsi persebaran dan kuantitas dari keberadaan minyak bumi. Peta Sumberdaya minyak bumi tersubut terlihat jelas bahwa jumlah sumberdaya minyak bumi yang paling banyak mencapai 66% yaitu di Iraq, iran, Saudi Arabia, atau yang biasa di sebut middle east.Negara-negara inilah yang membantu kebutuhan energi dunia.Ini semua merupakan sebab pergerakan lempeng dunia, yang menentukan banyak atau tidaknya sumberdaya minyak bumi.
                  Sumberdaya minyak bumi yang paling sedikit berada di negara Austria, Belgium, Denmark, finland, dan negara yang lainnya atau bisa di sebut western Europe. Sedangkan sumberdaya minyak di Indonesia berada pada urutan ke-6.

ü  Peta Cadangan minyak bumi tahun 2009-2011
Dari peta cadangan minyak bumi sudah terlihat jelas bahwa pada tahun 2009-2011 cadangan minyak bumi semakin menurun. Ini akan berdampak pada semua sektor yang membutuhkan energy minyak bumi. Kelangkaan akan terjadi dan perlu adanya penanganan secara khusus untuk mengatasi masalah di atas.


ü  Peta Cekungan minyak bumi
ü  Peta Lokasi Kilang Minyak di Indonesia



2.2  pertumbuhan minyak bumi di Indonesia
Keterangan gambar diatas: pada  dasarnya gambar diatas menjelaskan tentang produksi minyak bumi semakin tahun semakin menurun. Hal tersebut membuktikan bahwa adanya eksploitasi yang besar. menurunnya tingkat produksi ini akan mempengaruhi beberapa sektor ekonomi, baik mikro dan makro. Jika kondisi ini terus menerus terjadi, maka perekonomian semakin menurun karena kontribusi minyak bumi pada perekonomian menurun.



2.3  Faktor yang mempengaruhi penurunan dan peningkatan pertumbuhan minyak bumi di Indonesia
Ø  Penurunan pertumbuhan minyak bumi
Argumen yang dilakukan pemerintah dan kalangan pendukung kenaikan BBM sebagai berikut:
1.      Perbedaan harga jual domestik dengan harga luar negeri yang sangat timpang akibat peningkatan harga minyak bumi yang dewasa ini telah mencapai US$ 50 per barrel, jauh di atas harga minyak bumi yang ditetapkan dalam asumsi harga minyak dalam APBN 2005 sebesar US$ 24 per barrel. Perbedaan harga ini menimbulkan kemudian pembengkakan subsidi.
2.      Penyesuaian harga BBM telah dilakukan oleh hampir semua negara di dunia termasuk negara-negara yang berpendapatan lebih rendah dari Indonesia seperti India, Bangladesh atau negara-negara di Afrika. Bahkan di Timor Timur – yang merupakan salah satu negara termiskin di dunia – harga domestik BBM jauh di atas harga BBM di Indonesia
3.      Harga domestik yang terlalu rendah telah mendorong pertumbuhan tingkat konsumsi yang sangat tinggi. Sepanjang tahun 2004 lalu pertumbuhan BBM antara 5 % per tahun.Sementara produksi minyak mentah Indonesia terus mengalami penurunan. Selain itu perbedaan harga domestik dan international yang cukup tinggi mendorong terjadinya penyelundupan
4.      Alasan lain yang menjadi dasar Subsidi BBM lebih banyak dinikmati oleh kelompok 40% kelompok teratas temasuk minyak tanah
5.      Penyesuaian harga BBM memungkinkan pemerintah akan mengalokasikan lebih banyak program penanggulangan kemiskinan, pembangunan pedesaan baik yang bersifat investasi jangka panjang (pendidikan dan kesehatan) maupun pengurangan biaya transaksi (infrastruktur pedesaan) dan pengurangan beban keluarga miskin dalam jangka pendek
6.      Semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk, sehingga konsumsi minyak bumi semakin besar
Ø  Peningkatan minyak bumi
1.      Banyaknya fosil yang terpendam, karena di Indonesia terdapat sumber daya alam yang sangat besar misalnya:
a.    Daerah daratan yaitu adanya hutan menghasilkan hewan dan tumbuhan-tumbuhan. Dari hewan dan tumbuhan itu jika mati akan menumpuk atau terpendam sehingga menyebabkan adanya sumber daya alam minyak bumi.
b.   Dunia laut banyak sekali biota laut salah satunya yaitu ikan, jika ikan itu terseret ombak maka dia kan muncul di daerah daratan dan mati mengendap. Seterusnya akan seperti itu jika pengendapan itu berlansung lama dan menumpuk maka bisa menghasilkan sumber daya minya bumi.

2.4  Peran dan kontribusi (Energi) minyak bumi dalam perekonomian di Indonesia
Energi merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan bagi tercapainya sasaran pembangunan. Peranan energi untuk pembangunan di Indonesia mencakup dua hal yaitu sebagai sumber dana pembangunan (penerimaan pemerintah) yang berasal dari devisa (ekspor) dan yang utama untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri yang dibutuhkan dalam pembangunan.
a.       Peranan energi sebagai sumber penerimaan negara
Penerimaan negara dari sektor minyak dan gas bumi (penerimaan migas), memberikan sumbangan yang cukup penting dalam perekonomian Indonesia. Walaupun peranan minyak dan gas bumi dalam penerimaan negara relatif semakin menurun, namun dalam jangka waktu lima tahun terakhir (1996/97-1999/2000) rata-rata penerimaan minyak dan gas bumi dibandingkan dengan jumlah penerimaan dalam negeri masih mencakup yaitu sekitar 30%.
Penerimaan minyak dan gas bumi dipengaruhi oleh besarnya tingkat produksi minyak mentah dan kondesat, volume ekspor LNG dan LPG, harga minyak mentah dan biaya produksi. Unsur lain yang juga penting dan mempengaruhi besarnya penerimaan minyak dan gas adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Selain sebagai sumber penerimaan negara, minyak dan gas bumi juga berperan sebagai sumber penerimaan devisa.
b.      Peranan energi untuk kebutuhan konsumsi dalam negeri.
Dalam hal ini terlihat bahwa hubungan perekonomian dengan energi sedemikian kuat, peningkatan kegiatan ekonomi biasanya diikuti dengan meningkatnya konsumsi energy.Di Indonesia tercermin dari meningkatnya pertumbuhan ekonomi sebesar 7% per tahun mengakibatkan pertumbuhan konsumsi energi meningkat sebesar 10%. Hubungan tersebut disebut dengan ”elastisitas energi” terhadap kegiatan energi, atau dapat didefenisikan sebagai perubahan pertumbuhan konsumsi energi sebagai akibat perubahan pertumbuhan konsumsi energi sebagai akibat perubahan kegiatan ekonomi.
ü  Listrik sebagai Sumber Daya Energi
Tenaga listrik merupakan sarana produksi maupun sarana kehidupan sehari-hari yang memegang peranan penting dalam upaya mencapai sasaran pembangunan. Sebagai sarana produksi, tersedianya tenaga listrik dalam jumlah dan mutu pelayanan yang baik serta harga yang terjangkau merupakan penggerak utama dan sangat mendorong laju pembangunan di berbagai sektor lain. Pembangunan di berbagai sektor ini sangat penting bagi tercapainya tujuan pembangunan seperti menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapapatan nasional, mengubah struktur ekonomi, yang pada gilirannya akan meningkatkan permintaan tenaga listrik. Di samping itu, tersedianya tenaga listrik yang meratadan dipergunakan secara luas untuk keperluan sehari-hari akan dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat.
Minyak bumi, gas bumi dan batu bara merupakan sumber daya energi yang dapat dimanfaatkan untuk memproduksi listrik. Pemanfaatan minyak bumi, gas bumi dan batu bara sebagai pemasok untuk memproduksi listrik di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Keterbatasan cadangan minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri menyebabkan pemerintah mengambil kebijaksanaan untuk melakukan diversifikasi energi untuk sektor Pembangkit Listrik Negara (PLN) bentuk diversifikasi ini telah dapat dirasakan dengan berdirinya pusat-pusat pembangkit listrik tenaga air, tenaga gas, maupun panas bumi.
Sebagai salah satu bentuk energi yang sudah siap dipergunakan oleh konsumen, tenaga listrik merupakan salah satu faktor yang menentukan untuk mencapai sasaran pembangunan, sehingga perlu diusahakan serasi, selaras, dan serempak dengan tahap pembangunan nasional.Hal ini berarti bahwa sasaran pembangunan ketenagalistrikan harus selalu menunjang setiap tahap pembangunan nasional baik dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat maupun dalam mendorong peningkatan ekonomi.


Kebijakan penentuan harga energi di Indonesia tidak dilakukan melalui mekanisme pasar melainkan ditetapkan secara administrasi oleh pemerintah. Dalam penentuan harga energi ada empat hal yang harus dipertimbangkan yaitu :
  1. Tujuan efisiensi ekonomi : untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri dengan harga serendah rendahnya dan memelihara cadangan minyak untuk keperluan ekspor, khususnya dengan mendorong pasar domestik untuk mensubstitusikan konsumsinya dengan alternatif bahan bakar lain yang persediaannya lebih melimpah (gas dan batubara) atau sumber energi yang nontradable seperti tenaga air (hydropower) dan panas bumi (geothermal).
  2. Tujuan mobilisasi dana : dengan memaksimumkan pendapatan ekspor dan pendapatan anggaran pemerintah dari ekspor sumber energi yang tradable seperti migas dan batubar yang memungkinkan produsen untuk menutupi biaya ekonominya dan memperoleh sumber dana untuk membiayai pertumbuhan dan pembangunan.
  3. Tujuan sosial (pemerataan) : mendorong pemerataan melalui perluasan akses bagi kebutuhan pokok yang bergantung pada energi seperti penerangan, memasak, dan transportasi umum.
  4. Tujuan kelestarian lingkungan : mendorong agar pencemaran lingkungan seminum mungkin sebagai dampak pembakaran sumber sumber energi.
Keempat tujuan di atas merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan kebijakan, sehingga kemungkinan bentrokan dapat di atasi. Sebagai contoh studi yang dilakukan Pitt (1985 dalam [4]) menunjukkan tujuan untuk mengurangi dampak lingkungan praktis tidak tercapai.
Berikut merupakan strategi dalam menjaga sumberdaya minyak bumi:
v  Pengembangan Energi Alternatif
Indonesia sesungguhnya memiliki potensi sumber energi terbarukan dalam jumlah besar. Beberapa diantaranya bisa segera diterapkan di tanah air, seperti: bioethanol sebagai pengganti bensin, biodiesel untuk pengganti solar, tenaga panas bumi, mikrohidro, tenaga surya, tenaga angin, bahkan sampah/limbah pun bisa digunakan untuk membangkitkan listrik. Hampir semua sumber energi tersebut sudah dicoba diterapkan dalam skala kecil di tanah air. Momentum krisis BBM saat ini merupakan waktu yang tepat untuk menata dan menerapkan dengan serius berbagai potensi tersebut. Meski saat ini sangat sulit untuk melakukan substitusi total terhadap bahan bakar fosil, namun implementasi sumber energi terbarukan sangat penting untuk segera dimulai
Kebijakan penghapusan subsidi BBM pada tahun 2005 merupakan momentum yang tepat bagi pemerintah untuk mengembangkan batubara sebagai energi alternatif yang prospeknya cukup menjanjikan. baik dilihat dari cadangan yang melimpah maupun dari harga yang relatif lebih murah dibanding BBM. Sebagai contoh bila digunakan di sektor listrik, batubara lebih murah dibanding BBM. Pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang menggunakan solar, harga listrik mencapai Rp 500 per KWh. Sementara menggunakan batubara biayanya hanya sekitar Rp 50 per KWh. Jadi bisa menghemat biaya kurang lebih Rp 30 milyar per tahun.
Bila digunakan di sektor rumah tangga pun untuk keperluan memasak atau sektor industri untuk bahan bakar, batubara sangatlah hemat. Setiap satu liter minyak tanah dapat digantikan dengan 0.6 kg briket batubara (Soedjoko dalam Warta, 2003). Berdasarkan pada hitungan konversi energi ini, kita dapat mengambil contoh penghematan yang akan diperoleh. Pada tahun 2003. harga batubara sekitar Rp 222.27 per kg. sementara minyak tanah Rp 700 per liter. Pada tahun 2003 rata-rata pemakaian minyak tanah di sektor rumah tangga sekitar 179 liter pertahun. maka biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli minyak tanah adalah Rp 125.300 per rumah tangga. Sedangkan, jika menggunakan batubara, maka besarnya biaya yang harus dikeluarkan hanya Rp 23.872. Dengan demikian ada penghematan sebesar Rp 101.428 per rumah tangga. Dengan merujuk pada data BPS yang menyebutkan bahwa jumlah rumah tangga tahun 2003 sebanyak 56.625.000. jadi sebenarnya ada potensi penghematan yang bisa dilakukan untuk pengeluaran energi di sektor rumah tangga sebesar Rp 5.74 trilyun. Dengan harga minyak tanah yang mencapai Rp 2000 perliter pada tahun 2005. maka tentu saja penghematan ini akan jauh lebih besar lagi.
Proses substitusi penggunaan energi ini tentu saja harus dibarengi dengan inovasi peralatan dan mesin-mesin industri yang bisa mendukung digunakannya energi alternatif tersebut dan bisa meminimalisir efek negatif dari penggunaan energi alternatif, seperti polusi dari hasi pembakaran batubara. Begitupun halnya dengan substitusi energi di sektor rumah tangga.Perlu ditunjang dengan ketersediaan alat yang kompatibel dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat.Di sisi lain. untuk memberikan kenyamanan pada pengguna energi alternatif. maka pemerintah perlu memberikan jaminan kontinuitas distribusi energi alternatif tersebut. Mengganti BBM dengan batubara atau gas bumi memang terkesan hanya sebagai solusi jangka pendek karena memang sama-sama energi tidak terbarukan (non renewable energy), namun hal ini akan menjadi jembatan penting untuk pengembangan energi alternatif lain yang dapat diperbaharui (renewable energy).
o   Bioethanol
Bioethanol adalah ethanol yang diproduksi dari tumbuhan. Brazil, dengan 320 pabrik bioethanol, adalah negara terkemuka dalam penggunaan serta ekspor bioethanol saat ini. Di tahun 1990-an, bioethanol di Brazil telah menggantikan 50% kebutuhan bensin untuk keperluan transportasi; ini jelas sebuah angka yang sangat signifikan untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Bioethanol tidak saja menjadi alternatif yang sangat menarik untuk substitusi bensin, namun dia mampu menurunkan emisi CO2 hingga 18% di Brazil. Dalam hal prestasi mesin, bioethanol dan gasohol (kombinasi bioethanol dan bensin) tidak kalah dengan bensin; bahkan dalam beberapa hal, bioethanol dan gasohol lebih baik dari bensin. Pada dasarnya pembakaran bioethanol tidak menciptakan CO2 neto ke lingkungan karena zat yang sama akan diperlukan untuk pertumbuhan tanaman sebagai bahan baku bioethanol. Bioethanol bisa didapat dari tanaman seperti tebu, jagung, singkong, ubi, dan sagu; ini merupakan jenis tanaman yang umum dikenal para petani di tanah air. Efisiensi produksi bioethanol bisa ditingkatkan dengan memanfaatkan bagian tumbuhan yang tidak digunakan sebagai bahan bakar yang bisa menghasilkan listrik.
o   Biodiesel
Serupa dengan bioethanol, biodiesel telah digunakan di beberapa negara, seperti Brazil dan Amerika, sebagai pengganti solar. Biodiesel didapatkan dari minyak tumbuhan seperti sawit, kelapa, jarak pagar, kapok, dsb. Beberapa lembaga riset di Indonesia telah mampu menghasilkan dan menggunakan biodiesel sebagai pengganti solar, misalnya BPPT serta Pusat Penelitian Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan Pelestarian Lingkungan ITB. Kandungan sulfur yang relatif rendah serta angka cetane yang lebih tinggi menambah daya tarik penggunaan biodiesel dibandingkan solar. Seperti telah diketahui, tingginya kandungan sulfur merupakan salah satu kendala dalam penggunaan mesin diesel, misalnya di Amerika. Serupa dengan produksi bioethanol, pemanfaatan bagian tanaman yang tidak digunakan dalam produksi biodiesel perlu mendapatkan perhatian serius. Dengan kerjasama yang erat antara pemerintah, industri, dan masyarakat, bioethanol dan biodiesel merupakan dua kandidat yang bisa segera diimplementasikan untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.
o   Tenaga Panas Bumi
Salah satu sumber energi terbarukan yang potensinya sangat besar adalah panas bumi. Berdasarkan data Indonesia Power, saat ini baru sekitar lima persen potensi panas bumi yang dimanfaatkan di Indonesia. Dari 16.035 megawatt, baru 780 megawatt listrik yang dihasilkan dari panas bumi.
Padahal potensi listrik yang dapat dibangkitkan dari panas bumi tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di sepanjang jalur pegunungan bagian selatan. Yaitu 4.885 megawatt di Sumatera, 8.100 megawatt di Jawa-Bali, 1.500 megawatt di Sulawesi, dan 1.550 megawatt di pulau-pulau lainnya.
Bahkan berdasarkan data yang dipakai dalam blueprint pengelolaan energi nasional (PEN), potensi panas bumi mencapai 27 ribu megawatt. Secara teori, sumber panas bumi memang kemungkinan besar ditemukan di jalur pegunungan yang melalui kawasan Indonesia.
Hanya saja sumber panas bumi kebanyakan berada di daerah terpencil di puncak gunung. PLTP Kamojang saja berada pada ketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut (dpl) dan 25 kilometer dari Garut. Dengan alasan kesulitan menjangkau dan besarnya investasi yang harus diperlukan untuk menyalurkan listrik yang dihasilkan ke sistem interkoneksi, sumber listrik panas bumi tidak sepopuler Pembangkit Listrik Tenaga Uap, Gas, atau Diesel.
Namun sejak harga minyak membumbung tinggi sementara pasokan minyak semakin tergantung impor, mulailah dilirik berbagai sumber energi alternatif termasuk panas bumi. Seharusnya pemerintah bisa mendorong berbagai pihak agar target produksi panas bumi melebihi 9.000 megawatt pada tahun 2025. Jika target tersebut tercapai sesuai blueprint PEN, panas bumi akan memasok 3,8 persen kebutuhan listrik nasional.
Harga jual listrik ke masyarakat paling tingi hanya Rp 495 per kilowatt jam. Sehingga harus ada negosiasi ulang dengan Pertamina dapat dilakukan. Kendala lain yang harus segera diatasi adalah dukungan kebijakan dari pemerintah. Meskipun sudah ada Undang-undang No. 27 Tentang Panas Bumi, belum diikuti oleh berbagai peraturan perundang-undangan yang mendukung pelaksanaannya. Padahal potensi pembangkitan energi yang ramah lingkungan ini juga berpotensi untuk mendatangkan devisa dari penerbitan sertifikasi clean development management (CDM). Sayang sekali jika potensi panas bumi yang sangat besar tidak segera termanfaatkan.
o   Mikrohidro
Mikrohidro adalah pembangkit listrik tenaga air skala kecil (bisa mencapai beberapa ratus kW). Relatif kecilnya energi yang dihasilkan mikrohidro (dibandingkan dengan PLTA skala besar) berimplikasi pada relatif sederhananya peralatan serta kecilnya areal tanah yang diperlukan guna instalasi dan pengoperasian mikrohidro. Hal tersebut merupakan salah satu keunggulan mikrohidro, yakni tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Mikrohidro cocok diterapkan di pedesaan yang belum terjangkau listrik dari PT PLN. Mikrohidro mendapatkan energi dari aliran air yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu. Energi tersebut dimanfaatkan untuk memutar turbin yang dihubungkan dengan generator listrik. Mikrohidro bisa memanfaatkan ketinggian air yang tidak terlalu besar, misalnya dengan ketinggian air 2.5 m bisa dihasilkan listrik 400W. Potensi pemanfaatan mikrohidro secara nasional diperkirakan mencapai 7,500 MW, sedangkan yang dimanfaatkan saat ini baru sekitar 600 MW. Meski potensi energinya tidak terlalu besar, namun mikrohidro patut dipertimbangkan untuk memperluas jangkauan listrik di seluruh pelosok nusantara.
o   Tenaga Surya
Energi yang berasal dari radiasi matahari merupakan potensi energi terbesar dan terjamin keberadaannya di muka bumi. Berbeda dengan sumber energi lainnya, energi matahari bisa dijumpai di seluruh permukaan bumi. Pemanfaatan radiasi matahari sama sekali tidak menimbulkan polusi ke atmosfer. Perlu diketahui bahwa berbagai sumber energi seperti tenaga angin, bio-fuel, tenaga air, dsb, sesungguhnya juga berasal dari energi matahari. Pemanfaatan radiasi matahari umumnya terbagi dalam dua jenis, yakni termal dan photovoltaic. Pada sistem termal, radiasi matahari digunakan untuk memanaskan fluida atau zat tertentu yang selanjutnya fluida atau zat tersebut dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik. Sedangkan pada sistem photovoltaic, radiasi matahari yang mengenai permukaan semikonduktor akan menyebabkan loncatan elektron yang selanjutnya menimbulkan arus listrik. Karena tidak memerlukan instalasi yang rumit, sistem photovoltaic lebih banyak digunakan. Sebagai negara tropis, Indonesia diuntungkan dengan intensitas radiasi matahari yang hampir sama sepanjang tahun, yakni dengan intensitas harian rata-rata sekitar 4.8 kWh/m2. Meski terbilang memiliki potensi yang sangat besar, namun pemanfaatan energi matahari untuk menghasilkan listrik masih dihadang oleh dua kendala serius: rendahnya efisiensi (berkisar hanya 10%) dan mahalnya biaya per-satuan daya listrik. Untuk pembangkit listrik dari photovoltaic, diperlukan biaya US $ 0.25 - 0.5 / kWh, bandingkan dengan tenaga angin yang US $ 0.05 - 0.07 / kWh, gas US $ 0.025 - 0.05 / kWh, dan batu bara US $ 0.01 - 0.025 / kWh . Pembangkit lisrik tenaga surya ini sudah diterapkan di berbagi negara maju serta terus mendapatkan perhatian serius dari kalangan ilmuwan untuk meminimalkan kendala yang ada.
o   Tenaga Angin
Pembangkit listrik tenaga angin disinyalir sebagai jenis pembangkitan energi dengan laju pertumbuhan tercepat di dunia dewasa ini. Saat ini kapasitas total pembangkit listrik yang berasal dari tenaga angin di seluruh dunia berkisar 17.5 GW [17]. Jerman merupakan negara dengan kapasitas pembangkit listrik tenaga angin terbesar, yakni 6 GW, kemudian disusul oleh Denmark dengan kapasitas 2 GW [17]. Listrik tenaga angin menyumbang sekitar 12% kebutuhan energi nasional di Denmark; angka ini hendak ditingkatkan hingga 50% pada beberapa tahun yang akan datang. Berdasar kapasitas pembangkitan listriknya, turbin angin dibagi dua, yakni skala besar (orde beberapa ratus kW) dan skala kecil (dibawah 100 kW). Perbedaan kapasitas tersebut mempengaruhi kebutuhan kecepatan minimal awal (cut-in win speed) yang diperlukan: turbin skala besar beroperasi pada cut-in win speed 5 m/s sedangkan turbin skala kecil bisa bekerja mulai 3 m/s. Untuk Indonesia dengan estimasi kecepatan angin rata-rata sekitar 3 m/s, turbin skala kecil lebih cocok digunakan, meski tidak menutup kemungkinan bahwa pada daerah yang berkecepatan angin lebih tinggi (Sumatra Selatan, Jambi, Riau,dsb) bisa dibangun turbin skala besar. Perlu diketahui bahwa kecepatan angin bersifat fluktuatif, sehingga pada daerah yang memiliki kecepatan angin rata-rata 3 m/s, akan terdapat saat-saat dimana kecepatan anginnya lebih besar dari 3 m/s - pada saat inilah turbin angin dengan cut-in win speed 3 m/s akan bekerja. Selain untuk pembangkitan listrik, turbin angin sangat cocok untuk mendukung kegiatan pertanian dan perikanan, seperti untuk keperluan irigasi, aerasi tambak ikan, dsb
 
Iptek Net, 3 Juli 2006
Belajar dari Negeri China dalam menata energi nasional

"Belajarlah sampai ke Negeri China" dalam ajaran agama Islam pantas menjadi pandangan bagi segenap bangsa Indonesia dalam menata energi nasional, yakni ketika China maupun Indonesia tengah sama-sama berupaya menjadi industri maju dan menghadapi kendala kebutuhan pasokan sumber daya energi yg meningkat tajam sejalan dengan pembangunan ekonomi kedua bangsa.
Percepatan pembangunan ekonomi Negeri China yg amat mencengangkan selama dekade terakhir tidak pelak lagi meyakinkan dunia, bahwa dekade awal abad 21 akan menjadi milik China yg akan tumbuh menjadi negeri industri raksasa global yang akan melebihi atau setidaknya setara dengan kekayaan dua negara raksasa ekonomi global AS dan Jepang.
Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi per tahun rata-rata selalu berkisar 9 persen maka dalam dua dekade y.a.d menurut prakiraan ahli ekonomi PDB Negeri China akan menyamai atau melebihi kekayaan ekonomi Jepang. Nominal PDB China 2004 sebesar AS $ 1.745 miliar akan berlipat ganda menjadi AS $ 5 trilyun.
K
Guna dapat terus menjamin kesinambungan momentum pertumbuhan ekonomi China sejak tumbuh pesat sejak medio 1990, maka negeri ini akan terpacu untuk menjadi pemangsa sumber daya alam yg amat intensif dalam lingkup global, termasuk didalamnya kebutuhan pembangkit tenaga listrik.
Kalangan analis pembangunan ekonomi dan ilmuwan lingkungan hidup dengan cermat mengamati situasi ini diimbuhi rasa kuatir mengingat pengalaman yang belum lama berlalu. Pada tahun 1990 ketika Negeri China akhirnya berketetapan untuk membangun proyek
"Three Gorges Dam" di s.Yang Tze serta merta menimbulkan kontroversi pertentangan dari kalangan ilmuwan lingkungan hidup global. Mega proyek bendungan raksasa sepanjang hampir 2 km -atau 1/4 dari dimensi struktur buatan manusia yg terbesar sejagat: Tembok Besar China yg panjangnya 8 km- dianggap menimbulkan kerusakan lingkungan yg teramat parah.
Selain guna menata irigasi dan mengurangi hingga 90ingkat banjir sungai Yang Tze , pemerintah China membangun proyek bendungan "Bendung Tiga Ngarai" karena bermaksud mendayagunakan bendungan guna mencukupi 15ari kebutuhan listrik nasional. Dan selesainya proyek raksasa "Bendung Tiga Ngarai" pada tahun 2005 pun masih menyisakan kebutuhan energi listrik tersisa yg cukup besar: 85 persen.
Saat ini porsi sumber listrik energi dengan sumber batubara memiliki porsi sebesar: 64.524.5BM, dan 3.1 persen gas alam. Hanya 3 persen sumber daya listrik yg diperoleh dari sumber energi terbarukan / non-konvensional.
Kalangan analis lingkungan dunia mengkhawatirkan akan terjadinya bahaya degradasi kualitas lingkungan hidup besar-besaran di negeri China dan dampak negatif dalam skala global, apabila negeri itu terdesak untuk tetap mengandalkan pembakaran batubara sebagai sumber daya listrik utama. Rencana pemerintah guna membangun 20 PLTN dalam waktu dekat pun menimbulkan kekuatiran tersendiri.
Namun tidak segala langkah China bernilai minor, karena Pemerintah China setidaknya telah melangkah maju dengan segera memberlakukan U.U tentang Energi Terbarukan tahun 2006 dan Peraturan Pemerintah ttg standard ketat penggunaan BBM untuk kendaraan mobil produksi terbaru. UU Energi Terbarukan secara tegas menggariskan target penggunaan energi angin dan tenaga surya sebagai basis sumber energi masa depan negeri itu. Diproyeksikan pada tahun 2020 energi berbasis sumber daya terbarukan akan mencapai: 10 persen kebutuhan nasional.
Dari kedua sisi gelap-terang upaya dan kebijakan yg dilakukan Pemerintah China maka Indonesia pantas menilik pelajaran yang amat berharga guna diterapkan terutama dalam hal menata perencanaan infrastruktur energi nasional yang berperan amat vital dalam melandasi kesinambungan pembangunan ekonomi guna mencapai cita-cita kemakmuran bangsa.
 
 BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
  1. Cadangan minyak dan produksi minyak dunia terus mengalami penurunan sedangkan komsumsi minyak semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan perekonomian sehingga sejak tahun 2004, Indonesia merupakan net-importer.
  2. Penentuan harga jual BBM di Indonesia sangat ditentukan oleh asumsi harga minyak APBN dan asumsi apakah minyak dianggap sebagai penerimaan negara atau bukan.
  3. Alasan kenaikan harga BBM di Indonesia antara lain: defisit APBN, kenaikan BBM dilakukan banyak negara, harga BBM rendah mendorong peningkatan konsumsi, disparitas harga mendorong penyelundupan, subsidi BBM banyak dinikmati golongan kaya, realokasi subsidi BBM ke subsidi yang bersifat produktif, dan insentif berkembangnya energi alternatif.
  4. Dampak kenaikan BBM terhadap kemiskinan sangat tergantung dari dampak kenaikan BBM terhadap inflasi khususnya inflasi bahan makanan.
  5. Minyak bumi mempunyai peran penting dalam kontribusi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi karena minyak bumi  merupakan energi yang digunakan untuk mengolah dan memenuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan. Tidak hanya itu, minyak bumi menyumbang devisa negara terbesar
  6. Pengembangan Energi Alternatif dilakuakn dengan berbagai cara, diantaranya: Bioethanol, Biodiesel, Tenaga Panas Bumi, Mikrohidro, Tenaga Surya, dan Tenaga Angin
3.2 Saran
Makalah ini masih belum sempurna, untuk itu kritik dan saran sangat membangun dalam penyempurnaan.


DAFTAR PUSTAKA



                                                                                                       


Tidak ada komentar:

Posting Komentar