Oleh: imam
arifa’illah syaiful huda
Keinginan untuk memperoleh
kebahagiaan pasti dimiliki setiap hamba Allah SWT. Tak kan perna lelah untuk
mengerjakan sesutu demi mandapatkannya. Kalaupun ada orang yang hanya memiliki
rasa ingin bahagia, tapi tak perna berusaha, maka dia tak akan mendapatkannya.
Semua hasil yang diperoleh manusia sesuai dengan perbuatannya. Mereka akan
mendapatkan hasil yang terbaik jika melalukan yang terbaik, dan tidak
mendapatkan hasil yang terbaik jika seseorang tidak melakukan yang terbaik.
Semoga setiap langkah dari diri sesuai
dengan perintah Allah SWT dan UUD negara, karena itu yang akan menentukan
bahagianya dan nyamannya kehidupan.
Kebahagiaan tidak perna didapatkan
dengan mudah. Kebahagian didapatkan melewati berbagai rintangan yang sulit. Butuh
perjuangan, pengorbanan, dan diiringi doa untuk mendapatkannya. Dalam Al Qur’an
surat AL-INSYIRAH (Kelapangan) ayat 5-8 yang berbunyi; karena sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada tuhan-Mulah
hendaknya kamu berharap.
Ayat di atas sangat jelas apa yang
tertulis dalam Al Qur’an, bahwa dibalik kesulitan yang kita jalani, pasti ada
kebahagiaan yang menanti. Dan begitu sebaliknya, jika seseorang awalnya hanya
menikmati kehidupannya tanpa ada usaha, malas-malasan, menghamburkan uang,
tidak mentaati perintah Allah SWT dan UUD negara. Tentu yang akan menanti
dirinya hanya kesulitan dan kesengsaraan
dalam menjalankan kehidupannya.
Inilah hidup, jika ingin bahagia.
Berusahala terlebih dahulu, nanti akan mendapatkan hasil yang nikmat dalam
hidupmu. Namun, jika kamu ingin bahagia terlebih dahulu, tunggu saja masa
depanmu. Yang akan menunggu hanya kesengsaraan dan kehidupan yang tak menentu.
Untuk itu, yang paling utama dan ternama, jalankanlah perintah Allah SWT.
Sholat lima waktu, anjuran sunnah yang lainnya, dan menjauhi segala
larangannya.
Fenomena kebahagiaan yang ujungnya
kesengsaraan yakni masalah rasa sayang di kalangan para remaja. Sebut saja
pacaran. Fenomena ini sudah melegenda dari zaman yang tak ada dunia maya sampai
zaman yang maya. Sungguh fenomena ini luar biasa. Tau kenapa? Mereka tidak
menghiraukan apa yang dilarang oleh Allah SWT. Padahal itu demi kebaikannya,.
Dibalik semua larangan Allah SWT pasti ada hal yang terbaik didalamnya.
Sebagai
contoh, zina yang dilakukan oleh manusia, pasti akan berujung sengsara. Hanya
kebahagiaan yang sekejap, namun kebingungan yang luar biasa akan disangga dalam
hati dan akalnya. Itu karena dosa-dosa yang terakumulasi dalam dirinya sudah
menjalar keseluruh tubuh. Sehingga perasaan bingung amat luar biasa. Bagaimana
menghilangkan kebingungan tersebut. Langkah yang harus dilakukan dengan
bertobat dan menjalankan segala perintahNya, menjauhi segala laranganNya. Maka
dosa-dosa yang sudah diperbuat akan luntur sudah, Dengan hal baik seperti itu,
ketenangan jiwa akan didapatkan. Mari bersama-sama menghitung rasa susah, dan
mari kita menanti rasa ketenangan dan kebahagiaan jiwa.
Malang, 21 Agustus 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar