Minggu, 13 Mei 2012

AGAR-AGAR SIRIH










PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA




PEMANFAATAN DAUN SIRIH  SEBAGAI BAHAN BAKU
AGAR-AGAR  DALAM UPAYA MENGURANGI KERUSAKAN
PADA GIGI




BIDANG KEGIATAN:

PKM-GT






Diusulkan oleh:

Imam ArifaʼIllah Syaiful Huda             110721435030/2011
Indah Ashlacahal Ummah                     110721435114/2011
Rifki Luthfidyanto                                 100341404608/2010





UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MALANG
2011


LEMBAR PENGESAHAN USUL PKM-GT
1.    Judul Kegiatan       : Pemanfaatan Daun Sirih Sebagai Bahan Baku Agar-Agar  Dalam Upaya Mengurangi Kerusakan  Pada Gigi
2.    Bidang Kegiatan    : (  ) PKM AI  ( √ ) PKM GT
3.    Ketua Pelaksana Kegiatan
a.    Nama Lengkap                                      : Imam ArifaʼIllah Syaiful Huda
b.    NIM                                                       : 110721435030
c.    Jurusan                                                   : Pendidikan Geografi
d.   Universitas                                             : Universitas Negeri Malang
e.    Alamat Rumah dan No. HP                  : Jelak Catur Kalitengah
 Lamongan /085733438854
f.     Alamat Email                                         : Faillah.arif@gmail.com
4.    Anggota Pelaksana Kegiatan                     : 3 orang
5.    Dosen Pendamping
a.    Nama Lengkap dan Gelar                     : Prof. Dr. Sumarmi, M.Pd
b.    NIP                                                        : 196207171987012001
c.    Alamat Rumah dan No. HP                  : Jl. Taman bunga merak kav. 64, sengkaling, Malang/08123107453

Malang, 18 Februari 2012


Menyetujui
Ketua Jurusan geografi



(Dr.  Ach. Amiruddin, M.Pd,)
NIP. 19560722198403102


Ketua Pelaksana Kegiatan



(Imam ArifaʼIllah Syaiful Huda)
NIM. 110721435030

Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Negeri Malang,



(Drs. H. Kadim Masjkur, M.Pd)
NIP.195412161981021001

Dosen Pendamping




(Prof. Dr. Sumarmi, M.Pd)
NIP. 196207171987012001


KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga karya tulis yang berjudul “Pemanfaatan Daun Sirih Sebagai Bahan Baku Agar-Agar  Dalam Upaya Mengurangi Kerusakan Pada Gigi” dapat diselesaikan sesuai dengan rencana.
Dalam penyelesaian karya tulis ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih kepada:
1.  Bapak Drs. H. Kadim Masjkur, M.Pd selaku pembantu rektor bidang kemahasiswaan Universitas Negeri Malang;
2.  Dr. Ach. Amiruddin, M.Pd, selaku ketua jurusan Universitas Negeri Malang;
3.  Prof. Dr. Sumarmi, M.Pd selaku dosen pendamping;
4.  Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan doa dan motivasi;
5.  Rekan Asrama Mahasiswa Universitas Negeri Malang 2010-2011;
6.  Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, sehingga karya tulis ini dapat disempurnakan. Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Malang, 18 Februari 2012

Tim PKM-GT


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN USUL................................................................. ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
RINGKASAN................................................................................................. .. 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang............................................................................................. .. 2    
Tujuan.......................................................................................................... .. 3    
Manfaat.......................................................................................................... 3
GAGASAN..........................................................................................................      4         
Kondisi Kekinian Pemanfaatan daun sirih sebagai upaya mengurangi kerusakan pada Gigi                    4
Solusi yang Pernah Ditawarkan atau Diterapkan untuk mengurangi Kerusakan pada Gigi                      4.....................................................................................................................
Kehandalan Gagasan........................................................................................      5
Pihak-pihak yang Dipertimbangkan Dapat Membantu
Strategi Penerapan ...................................................................................... .. 9    
Langkah Strategis yang Dapat Dilakukan...................................................... 9
KESIMPULAN
Gagasan yang diusulkan  .................................................................................      9         
Teknik implementasi .................................................................................... 10
Prediksi manfaat ..............................................................................................      10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 11
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

RINGKASAN
Karies adalah nama kolektif untuk kerusakan gigi di enamel (zat di mahkota gigi), sementum (zat di akar gigi), dan dentin (zat di tengah antara mahkota dan akar). Gigi dapat berlubang karena bakteri tertentu yang memproduksi asam laktat dari hasil fermentasi karbohidrat seperti sukrosa, fruktosa, dan glukosa. Bakteri yang paling berperan dalam pembentukan plak adalah bakteri yang mampu membentuk polisakarida ekstraseluler, yaitu bakteri dari genus Streptococcus.(Roeslan, 1996). Gerombolan Stertoccus mutans dan Streptoccus sanguine tersebut akan memfermentasi sukrosa menjadi asam. Asam yang dihasilkan dapat mempercepat pemasakan plak yang berakibat pada turunnya pH permukaan gigi. Apabila pH tersebut terus turun hingga angka kritis (5,2-5,5), maka email gigi akan larut dan timbullah karies gigi.
Agar kerusakan gigi yang terjadi tidak semakin memburuk, maka harus diantisipasi dengan upaya untuk mengurangi perkembangan bakteri. Salah satu cara yaitu dengan memanfaatkan daun sirih sebagai agar-agar sirih yang dapat mencegah pertumbuhan bakteri bahkan membunuh bakteri. Penambahan gula aren yang memiliki Indeks Glisemik hanya 35 dapat memperlambat perubahan Glukosa. Indeks Glisemik adalah ukuran seberapa cepat makanan diubah menjadi glukosa. Tingginya IG gula putih yang mencapai 93 menjadi alasan pertama dalam kerusakan gigi, sehingga dalam proses pembuatan agar-agar sirih tidak mengunakan gula putih.
Agar-agar sirih  tergolong mudah dalam pembuatannya, sehingga berpotensi untuk dikembangkan. Oleh karena itu, manfaat agar-agar sirih semacam ini seharusnya lebih dikenal masyarakat untuk mencega kerusakan gigi yang semakin meningkat. Sejalan dengan hal tersebut, agar-agar sirih tidak hanya berperan dalam mengatasi masalah kerusakan gigi, tetapi juga mampu menghentikan batuk, mengurangi peradangan, menghilangkan gatal, menyembuhkan luka pada kulit, dan tak kalah menariknya agar-agar sirih ini bermanfaat untuk merangsang saraf pusat dan daya pikir.
Pembuatan agar-agar sirih dapat dilakukan secara sederhana. Proses pembuatan agar-agar sirih diantaranya pencucian, pembersihan, perendama, pemucatan, pelembutan, dan pemasakan. Dalam pembuatan agar-agar sirih tetap mengunakan rumput laut karena berusaha mempertahan ciri khas dari agar-agar. Semakin efektif pemanfaatan agar-agar sirih, diprediksi akan mengurangi kerusakan pada gigi yang menjadi masalah pada semua orang. Dengan adanya berbagai keuntungan yang didapatkan dari agar-agar sirih maka masyarakat diharapkan mampu memanfaatkan potensi dari penanaman daun sirih sebagai upaya mengurangi kerusakan pada gigi. Dengan demikian, dapat dikembangkan secara luas dan mandiri oleh masyarakat.
Selain itu, masih diperlukan dukungan dari berbagai lembaga yang terkait untuk mengimplementasikan agar-agar sirih. Jika semua pihak telah mampu dalam mendayagunakan dan mengembangkan agar-agar sirih, maka akan diperoleh manfaat bagi kehidupan manusia di masa sekarang dan mendatang karena masyarakat mempunyai pemahaman betapa pentingnya menjaga kesehatan pada Gigi.


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gigi berlubang ataupun gangguan lain pada gigi dan mulut bukan penyakit asing lagi dalam keseharian kita, bahkan penyakit ini sudah memiliki jadwal rutin terutama bagi orang-orang yang tidak merawat kesehatan gigi dan mulut secara rutin. menurut Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Drg Zaura Rini Matram MDS, sekitar 90% penduduk Indonesia menderita penyakit gigi dan mulut yang sifatnya progresif atau akan semakin parah bila tidak diobati. Sedangkan jumlah penduduk Indonesia yang menderita sakit gigi setiap bulan mencapai 1,3%. "Hal itu merupakan kondisi yang cukup memprihatinkan,". Survei Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) menemukan, akibat penduduk Indonesia kerap menderita sakit gigi dan mulut, terjadi kehilangan hari kerja rata-rata 3,86 hari per orang per tahun. Tahun 2002 International Dental Journal melansir data bahwa di banyak negara penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit keempat yang paling mahal biaya penyembuhannya. Pengobatan penyakit gigi berlubang berdasarkan data tersebut membutuhkan biaya hingga 3.513 dolar AS per 1.000 orang anak.
Padahal menurut penelitian terakhir menunjukkan adanya kaitan erat antara bertumpuknya bakteri di mulut dengan beberapa penyakit berat lain, seperti serangan jantung, infeksi darah dan diabetes. Secara medis, masalah pada mulut maupun gigi disebabkan adanya plak dari sisa makanan. Plak merupakan kumpulan bakteri yang melekat pada permukaan gigi. Kalau dibiarkan terus, bakteri ini akan menghasilkan asam dan menurunkan PH permukaan gigi. Jika hal ini terjadi, karies (gigi berlubang) akan muncul dan akhirnya mengakibatkan seseorang sakit gigi, radang gusi dan gangguan lainnya.
Bakteri yang berperan penting dalam pembentukan plak adalah bakteri yang mampu membentuk polisakarida ekstraseluler, yaitu bakteri dari genus Streptococcus. Bakteri Streptococcus yang ditemukan dalam jumlah besar pada plak penderita karies adalah Streptococcus mutans (Roeslan,1996). Oleh karena itu salah satu cara paling efektif untuk menghindari pembentukan plak adalah dengan mematikan bakteri Streptococcus mutans.
Sebenarnya dalam pasta gigi yang kita gunakan sehari-hari umumnya mengandung flour, senyawa yang berfungsi sebagai anti bakteri. Namun meski demikian, penggunaan pasta gigi dengan konsentrasi fluor tinggi dapat menimbulkan efek samping berupa fluorosis email dan belum efektif membunuh bakteri karena lebih bersifat menghambat. Selain itu bahan kimia ini masih diimpor dari luar negeri dengan harga relatif mahal.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr Hasim DEA, Dosen Bio Kimia dan Toksiologi FMIPA dan Pascasarjana IPB, daun sirih mengandung minyak atsiri yang mengandung fenol dan kaviko yang memilki aktivitas antibakteri tiga kali lebih efektif daripada senyawa fluoride.
Oleh karena itu, dalam proposal ini kami mempunyai gagasan  baru, yaitu “Pemanfaatan Daun Sirih Sebagai Bahan Baku Agar-Agar Dalam Upaya Mengurangi Kerusakan Pada Gigi  yaitu agar-agar  yang berbahan dasar daun sirih dan gula aren sebagai pemanis pengganti gula pasir. Selain sudah terbukti berkhasiat untuk kesehatan gigi dan mulut, kedua bahan tersebut juga berkhasiat untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit. diantaranya: menghilangkan bau badan, pembersih organ kewanitaan, bersifat mengerutkan, mengeluarkan dahak, meluruhkan ludah,  mimimisan, gatal-gatal,hemostatik, dll.

TUJUAN
1.        Mengetahui manfaat daun  sirih terkait dengan agar-agar  dalam mengatasi kerusakan pada gigi.
2.        Mengetahui implementasi agar-agar sirih sebagai upaya mengurangi kerusakan pada gigi sehingga  dapat dikembangkan oleh masyarakat,  pemerintah,  dan lembaga-lembaga kesehatan  di Indonesia.

MANFAAT
Manfaat dari Sisi Ekonomi
1.        Agar-agar sirih dapat dipasarkan ke masyarakat  sehingga mendapatkan keuntungan.
2.        Meningkatkan daya jual daun sirih sehingga pendapatan petani akan bertambah.
3.        Meningkatkan pendapatan perkapita.
4.        Dapat berkembang sebagai salah satu bentuk usaha yang mempunyai tujuan mendapatkan profit.
Manfaat dari segi kesehatan                                                               
1.        Gigi akan terlindungi oleh kandungan daun sirih yang diimplementasikan sebagai agar-agar sirih.
2.        Pertumbuhan Bakteri akan terhambat  sehingga mengurangi kerusakan gigi.
3.        Selain mencegah kerusakan pada gigi, agar-agar sirih juga berkhasiat dalam menghilangkan bau badan, pembersih organ kewanitaan, bersifat mengerutkan, mengeluarkan dahak, meluruhkan ludah, mimisan, gatal-gatal, hemostatik, dll.

Manfaat dari Sisi Ekologi
1.        Lahan hijau akan semakin banyak dan akan mengurangi pemanasan global.
2.        Mengembalikan fungsi dari lahan hijau yang  masih belum terpakai.



GAGASAN

Kondisi kekinian pemanfaatan daun sirih  sebagai bahan baku agar-agar dalam upaya mengurangi kerusakan pada gigi.

Pada umumnya kesehatan mulut dan gigi terganggu disebabkan karena menumpuknya sisa-sisa makanan maupun minuman terutama yang mengandung gula,  soda dan karbohidrat yang tinggi. Jika sisa-sisa makanan dan minuman tersebut tidak dibersihkan, maka bakteri-bakteri yang ada di mulut akan mengubahnya menjadi plak/ karang gigi yang menjadi penyebab utama gigi berlubang (karies gigi).
Bakteri yang paling berperan dalam pembentukan plak adalah bakteri yang mampu membentuk polisakarida ekstraseluler, yaitu bakteri dari genus Streptococcus.(Roeslan, 1996). Gerombolan Stertoccus mutans dan Streptoccus sanguine tersebut akan memfermentasi sukrosa menjadi asam. Asam yang dihasilkan dapat mempercepat pemasakan plak yang berakibat pada turunnya pH permukaan gigi. Apabila PH tersebut terus turun hingga angka kritis (5,2-5,5), maka email gigi akan larut dan timbullah karies gigi.
Selain mengakibatkan karies gigi, plak yang tidak dibersihkan secara teratur mengiritasi gusi sehingga gusi menjadi merah, mudah berdarah, dan bahkan membengkak. Hal ini merupakan  awal terjadinya radang gusi (gingivitas) yang bila terus dibiarkan, gigi akan goyang dan akhirnya copot.
Seringkali orang menganggap remeh terhadap karies gigi maupun radang gusi, padahal menurut penelitian terakhir menunjukkan adanya kaitan erat antara bertumpuknya bakteri di mulut dengan beberapa penyakit berat lain, seperti serangan jantung, infeksi darah dan diabetes. Seorang ahli kesehatan gigi dari Cambridge, Massachusettes, yang baru terpilih sebagai Ketua Asosiasi Kesehatan Gigi AS mengatakan bahwa radang gusi dicurigai memberi kontribusi cukup signifikan pada "rusaknya" kondisi kesehatan keseluruhan melalui aliran darah.

Solusi yang Pernah Ditawarkan atau Diterapkan untuk mengurangi Kerusakan pada Gigi

Berbagai solusi yang telah ada  untuk mengatasi kerusakan gigi antara lain sebagai berikut:

Menambal Gigi
Langkah yang umumnya diambil adalah menambal gigi yang rusak, bila lubangnya belum terlalu besar. Tetapi, bila kita merasakan sakit gigi, proses penambalan tidak dapat langsung dilakukan karena dengan demikian gas dalam gigi tidak dapat keluar.

Dengan Memberikan Obat
Dengan memberikan obat penghilang rasa sakit atau akan mematikan saraf gigi agar kita tidak tersiksa dengan rasa sakitnya. Pada kunjungan selanjutnya barulah gigi akan dibersihkan dan ditambal sementara, penambalan secara permanen dilakukan pada kunjungan berikutnya lagi.


Dengan Tanaman Cengkeh
Cengkih memiliki sifat antiseptica (antikuman), carminativa (peluruh angin), rubefaciencia (memanaskan kulit), antispasmodica (menghilangkan kejang), dan analgesik (pati rasa)

Kehandalan Gagasan

Daun Sirih (Piper Linn ) dan Khasiatnya Bagi Kesehatan
       Daun sirih adalah tanaman yang tumbuhnya merambat dan mudah tumbuh di daerah dengan ketinggian 300 meter di atas permukaan laut.  Tanaman tersebut  juga dikenal sebagai obat tradisional yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit, antara lain mengatasi sariawan, bau badan dan mulut, sariawan,  mimimisan, gatal-gatal, dan koreng. Khasiat tersebut dikarenakan daun sirih mengandung senyawa aktif terutama minyak atsiri  (Noorcholies, etal., 1997; Heyne, 1987; Moeljatno, 2003). Minyak atsiri tersebut mengandung 30 % fenol dan beberapa derivatnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Laboratorium Biokimia Institut Pertanian Bogor (IPB), minyak atsiri menunjukkan aktivitas antibakteri pada konsentrasi 0,1 persen (b/v). Aktivitas antibakteri ditunjukkan oleh adanya zona hambat, karena itu semakin besar zona hambat maka semakin besar pula aktivitas antibakterinya. Dalam penelitian tersebut zona hambat minyak atsiri dibandingkan dengan  zona hambat natrium florida (NaF), yaitu bahan kimia yang berfungsi sebagai senyawa antibakteri dan biasanya digunakan sebagai campuran dalam pasta gigi. Selanjutnya ditemukan bahwa Zona hambat pada NaF berdiameter 0,016 cm sedangkan pada minyak atsiri daun sirih berdiameter 0,049 cm (tiga kali lipat NaF), sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa aktivitas antibakteri minyak atsiri daun sirih jauh lebih besar dibandingkan senyawa flour terutama terhadap Stertoccus mutans, bakteri yang paling berperan dalam pembentukan plak sebagai penyebab utama karies gigi. Bahkan aktibakteri minyak atsiri tersebut bersifat zona hambatan dan tidak lagi ditumbuhi bakteri, lain halnya dengan aktivitas NaF sebagai antibakteri hanya bersifat bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri), bukan bakterisidal (membunuh bakteri).
Hal yang serupa juga dikemukakan dalam artikel ilmiah Dhika T.S.,  mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, berdasarkan penelitiannya membuktikan bahwa daun sirih mengandung katekin, yaitu  salah satu zat yang menghambat aktivitas enzim glukosiltransferase dan bersifat bakterisidal terhadap Streptococus Mutans.
Selain khasiat daun sirih yang sangat bermanfaat  untuk kesehatan gigi dan mulut dalam farmakologi China, sirih juga dikenal sebagai tanaman yang memiliki sifat hangat dan pedas. Biasanya mereka menggunakan daun sirih untuk meluruhkan kentut, menghentikan batuk, mengurangi peradangan, dan menghilangkan gatal. Pada pengobatan tradisional india, daun sirih dikenal sebagai zat aromatik yang menghangatkan dan bersifat antiseptik. Sifat antiseptik tersebut bermanfaat untuk menyembuhkan luka pada kaki karena mengandung styptic yang bisa menahan pendarahan dan vulnerary, sehingga menyembuhkan luka pada kulit (menyembuhkan kulit atau kaki).
Dari hasil penelitian sebagaimana dikutip oleh buku tanaman obat terbitan Kebun Tanaman Obat Karya Sari diungkapkan bahwa sirih juga mengandung arecoline di seluruh bagian tanaman. Zat ini bermanfaat untuk merangsang saraf pusat dan daya pikir, meningkatkan gerakan peristaltik, dan meredakan dengkuran. Daunnya mengandung eugenol yang mampu mencegah ejakulasi dini, membasmi jamur candida albicans, dan bersifat analgesi (meredakan rasa nyeri). Daunnya juga mengandung  tannin yang bermanfaat mengurangi sekresi cairan pada vagina, melindungi fungsi hati, dan mencegah diare. Daun sirih dapat juga digunakan untuk obat keputihan yang khasiat penyembuhannya pernah diuji secara klinis. Ini diungkapkan oleh Amir Syarif dari Bagian Farmakologi Universitas Indonesia.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Arya Srisadono, mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, dinyatakan bahwa daun sirih memiliki aktivitas sitotoksik karena mengandung flavanoid yang dikenal sebgai senyawa antikanker.
 sirih merupakan tanaman yang dapat mencega tumbuhnya bakteri pada gigi.  Namun pemanfatan daun sirih sangat kurang . sehingga Sirih disini dimanfaatkan sebagai suatu makanan yang nantinya dapat mencega pertumbuhan bakteri pada gigi. Dengan memanfatkan sirih sebagai Agar-Agar masyarak tidak akan susah dalam mengkonsumsi sirih. Pengelolahan sirih sebagai agar-agar akan dikombinasi dengan gula aren (palm sugar)   karena  memilki banyak keunggulan, dibandingkan dengan gula pasir.

Gula Aren (Arenga Pinnata) dan Khasiatnya Bagi Kesehatan
Pohon Aren  merupakan salah satu tanaman yang hampir tersebar di seluruh wilayah Indonesia terutama di empat belas provinsi, yaitu Papua, Maluku, Maluku Utara, Sumatra Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bengkulu, Kalimantan Selatan dan Nangroe Aceh Darussalam. Total luas di 14 provinsi sekitar 70.000 Ha.
Pohon Aren dapat hidup di semua kondisi tanah dengan curah hujan yang ideal sekitar 1200mm/tahun, kedalaman air tanah 1-3 m, suhu rata-rata 25*C beriklim sedang sampai basah, tetapi tidak tahan pada daerah yang kadar asamnya tinggi. Selain kemampuannya untuk hidup di berbagai jenis tanah, pohon aren juga tidak membutuhkan pemupukan dan tidak terserang hama ataupun penyakit sehingga bebas dari penggunaan pestisida pembasmi hama yang berbahaya bagi lingkungan.
Salah satu pemanfaatan pohon aren adalah pembuatan gula aren yang berbahan dasar air nira, yaitu sari gula yang disadap dari tangkai bunga jantan ketika Pohon Aren berumur lima tahun. Biasanya satu pohon aren mampu menghasilkan hingga 20 liter nira per hari.
Selama ini nira aren telah terbukti mengandung khasiat untuk mengobati beberapa penyakit, misalnya untuk haid yang tidak teratur, sembelit, sariawan, radang paru-paru, disentri, kepala pusing, dan untuk memulihkan keletihan. Selain itu gula aren (palm sugar) juga berkhasiat untuk menghambat penyerapan kolesterol oleh tubuh karena memiliki kandungan kalori dan serat yang tinggi, sehingga baik untuk pencernaan.
Bila dibandingkan dengan gula pasir, gula aren memilki banyak keunggulan. Sebagaimana pernyataan seorang pakar kesehatan, William Dufty , Sugar Blues (2005) bahwa gula putih hanya mengandung karbohidrat murni karena vitamin, protein dan mineralnya hilang saat proses pembuatannya sehingga Gula Putih sangat potensial meningkatkan asam lambung, gangguan jantung dan merusak gigi. Yang tidak kalah mencemaskan  Gula Putih memiliki Indeks Glisemik ( IG) sangat tinggi yaitu 93.
Indeks Glisemik adalah ukuran seberapa cepat makanan diubah menjadi glukosa, karena tingginya IG gula putih maka glukosa cepat terbentuk, akibatnya Pankreas harus bekerja keras memproduksi banyak insulin. Jika hal ini terjadi terus menerus maka Pankreas akan rusak dan akibatnya tidak semua glukosa dapat diurai menjadi energi. Glukosa yang tidak terurai akan menaikkan kadar gula darah. Jika kadar gula darah diatas 200 mg/dl itu maka dapat dipastikan penyakit Diabetes sudah datang. Dalam bukunya Lick The Sugar Habit, Nancy Appleton menyatakan ada 125 bahaya mengancam akibat mengkonsumsi Gula Putih, diantaranya menumpuk lemak trigliserida, menurunkan sistem imun tubuh dan merusak organ penting. Sedangkan gula aren termasuk dalam jenis karbohidrat sederhana alias karbohidrat simpleks, sehingga proses penyerapan dalam tubuh lebih cepat. Selain itu Gula Aren memiliki Indeks Glisemik hanya 35, sehingga aman bagi pankreas dan efektif mencegah diabetes.. Proses pembuatannya yang alami menjadikan unsur kandungan farmakologinya seperti Riboflavin, Thiamin, Niacin, Ascorbic Acid dan B-12 tetap utuh. Riboflavin berfungsi menghasilkan anti bodi dan memperbaiki sel. Thiamin membantu metabolisme energi dan memperkuat sistem syaraf. Niacin berfungsi sebagai koenzim dalam metabolisme, meningkatkan kerja otak dan menurunkan kadar kolesterol jahat LDL. Ascorbic Acid memiliki fungsi antibiotik dan dapat mencegah kanker.

Potensi Daun Sirih dan Gula Aren Sebagai Bahan Dasar Agar-Agar dalam Mencegah Kerusakan Pada Gigi
Berdasarkan uraian diatas  potensi daun sirih maupun gula baik untuk dijadikan  bahan utama pembuatan agar-agar yang berkhasiat untuk kesehatan terutama sebagai penguat email gigi. Untuk daun sirih sendiri sudah jelas, bahwa kandungan minyak atsirinya sangat bermanfaat untuk menghentikan pembentukan plak penyebab utama gangguan pada kesehatan gigi dan mulut, sedangkan untuk gula aren setidaknya ada tiga alasan utama mengapa gula aren direkomendasikan sebagai pemanis agar-agar pengganti gula pasir maupun pemanis buatan. Pertama, gula aren hanya memiliki 35 Indeks Glisemik sehingga aman bagi pankreas dan efektif mencegah diabetes. Kedua, proses pembuatanya alami sehingga unsur kandungan farmakologinya seperti Riboflavin, Thiamin, Niacin, Ascorbic Acid dan B-12 tetap utuh. Ketiga, gula aren memiliki rasa yang tidak kalah lezat dengan pemanis lainnya. Sedangkan untuk daun sirih sendiri, sebagaimana diuraikan dalam penjelasan sebelumnya memilki banyak khasiat yang baik bagi kesehatan, terutama sebagai penghilang bau mulut dan pelindung gigi karena mampu menurunkan pembentukan plak gigi.
Berangkat dari uraian diatas, kiranya cukup menjelaskan bahwa baik daun sirih maupun gula aren memiliki potensi yang sangat bagus untuk dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan agar-agar yang berkhasiat untuk kesehatan, khususnya kesehatan gigi dan mulut. Selain karena kekayaan khasiatnya, keduanya juga mudah ditemui dan dibudidayakan di berbagai wilayah Indonesia. Hal ini tentu akan semakin memudahkan proses produksinya, di samping itu bentuk produk yang berupa agar-agar juga memililki prospek pasar yang bagus, karena bisa di kombinasi dengan beberapa minuman tertentu. Sehingga nilai jual  agar-agar sirih akan semakin tinggi.
Pembutan agar-agar sirih ini tetap mengunakan rumput laut yang nantinya akan dikombinasi. Pengkombinasian ini bertujuan untuk menciptakan cita rasa yang khas dan tetap memunculkan ciri khas dari agar-agar. Perlu diingat juga  bahwa dalam proses pembuatan agar-agar sirih sudah diberi gula aren sehingga ketika memasakan sudah tidak memerlulakan gula.
Langkah-langkah pembuatan agar-agar diuraikan di bawah ini dan hasil akhirnya berupa tepung, batangan, atau lembaran. Adapun cara pengolahan daun sirih menjadi agar-agar sirih  sebagai berikut.

Pencucian dan Pembersihan
Daun sirih dan Rumput laut dicuci dengan air tawar sampai bersih. Kotoran yang menempel seperti debu, pasir, lumpur, dan karang.

Perendaman dan Pemucatan
Perendaman dilakukan agar daun sirih dan rumput laut menjadi lunak, sehingga proses ekstraksi nantinya dapat berjalan dengan baik. Dalam perendaman daun sirih dan rumput laut lebih baik dibedakan. Daun sirih direndam dalam air murni selama 1 hari dan untuk rumput laut selama 3 hari. Perbedaan waktu perendaman disebabkan karena tekstur dari daun sirih dan rumput laut berbeda. Setelah itu pemucatan dilakukan dengan direndam dalam larutan kaporit 0,25 % atau larutan kapur tohor 5 % sambil diaduk, setelah 4 – 6 jam, keduanya dicuci kembali selama 3 jam untuk menghilangkan bau kaporit. Daun sirih dan Rumput laut yang telah bersih dan pucat dikeringkan selama 2 hari, sampai tahap ini rumput laut dapat disimpan lebih dulu bila tidak segera diolah.

Pelembutan
Untuk lebih memudahkan ekstraksi, dinding sel perlu dipecah dengan ditambah H2SO4 selama 15 menit. Bila tidak ada asam sulfat dapat digunakan asam asetat, asam sitrat, buah asam atau daun asam. Oleh karena asam sulfat ini berbahaya, maka diperlukan pencucian dengan cara daun sirih dan rumput laut direndam dalam air bersih selama 15 menit kemudian ditiriskan.

Pemasakan
Rumput laut dimasak dalam air yang bersih. Setelah mendidih ( 90 – 100 C ), kita tambahkan asam cuka 05 % untuk memperoleh pH 6 – 7. Bila > 7, pH nya diturunkan dengan penambahan asam cuka dan bila < 6, ditambahkan NaOH. Pemeriksaan pH dapat dilakukan dengan memakai kertas pH. Pemanasan ini dilakukan kira-kira 45 menit tetapi dapat juga selama 2 – 4 jam tergantung cara pengadukannya. Proses setelah pemasakan tergantung dari bentuk akhir agar-agar sirih yang diinginkan, yakni berupa batangan, lembaran atau pun tepung.


Pihak-pihak yang Dipertimbangkan Dapat Membantu
Strategi Penerapan
1.      Kementerian Pertanian
Kementrian pertanian merupakan payung utama pemerintah indonesia dalam melakukan komunikasi Nasional mengenai pentingnya menanam daun sirih. Dalam hal ini memberikan sosialisasi alternatif mengurangi kerusakan pada gigi dengan memanfaatkan daun sirih sebagai agar-agar.
2.      Kementerian Ekonomi
3.      Perusahaan/Industri
4.      Market
5.      Pedagang/restaurant
6.      Pemerintah Daerah
7.      Masyarakat
Langkah-Langkah Strategis yang Dapat Dilakukan

1.      Sosialisasi tentang  pentingnya menanam daun sirih kepada masyarakat.  Setelah dilakukan sosialisasi, maka diharapkan masyarakat mampu memberdayakan daun sirih sebagai tanaman yang dapat digunakan untuk mencega kerusakan pada gigi. Dengan demikian, maka akan menciptakan masyarakat yang peduli terhadap kesehatan dan  lingkungan;
2.      Perawatan daun sirih sangat diperlukan untuk menjaga kualitas sehingga prospek pasar akan tinggi. Para petani daun sirih diharuskan menyetorkan hasil panen kepada perusahaan yang bersangkutan sehingga cepat diproses.
3.      Perusahan diharuskan mengolah daun sirih dengan baik sehingga hasil dari agar-agar sirih nantinya dapat bersaing dengan prodik lainya. Sebelum pemasaran,  produk harus dites oleh badan kesehatan bidang makanan. Sehingga layak tidaknya produk ini bisa dibuktikan oleh tes tadi.

KESIMPULAN
Gagasan yang Diusulkan
            Gangguan pada mulut dan gigi umumnya disebabkan pembentukan plak yang merupakan fermentasi sisa-sisa makanan dan minuman yang ada dalam mulut menjadi asam oleh bakteri Streptococcus Mutans. Jika bakteri ini dibiarkan berkembang maka akan membuat kerusakan pada gigi. Dengan agar-agr sirih yang mengandung minyak atsiri yang berfungsi sebagai senyawa antibakteri yang tidak hanya untuk  zona penghambat, namun juga mampu membasmi bakteri sehingga lebih efektif dalam menjaga kesehatan gigi, gusi dan menghilangkan bau mulut.. Perpaduan  Gula aren bisa dijadikan alternatif pemanis yang aman bagi kesehatan karena memiliki banyak keunggulan dibandingkan gula pasir, antaralain, Indesk Glisemik (IG) yang rendah dan kandungan karbohidrat yang sederhana sehingga aman bagi pankreas dan efektif mencegah diabetes serta baik untuk pencernaan. Daun sirih dan gula aren sangat berpotensi untuk dijadikan bahan dasar pembuatan agar-agar yang bermanfaat untuk kesehatan terutama sebagai penguat email gigi, selain karena kekayaan khasiatnya juga mudah tumbuh dan ditemui dan dibudidayakan di Indonesia.
Pemanfaatan daun sirih sebagai agar-agar karena dikenal luas di daerah Asia Tropika sebagai makanan sehat karena mengandung serat (fiber) lunak yang tinggi dan kalori yang rendah. Pengolahan agar-agar sirih memililki prospek pasar yang bagus karena menarik secara inderawi sehingga banyak olahan makanan melibatkan agar-agar: pengental sup, puding (jelly), campuran es krim, anmitsu (di Jepang),
Dengan demikian, Pemanfaatan daun sirih sebagai agar-agar sangat bermanfaat bagi gigi. terbukti bahwa minyak atsiri Daun Sirih yang mengandung fenol dan kavikol memiliki aktivitas antibakteri 3x lebih efektif daripada senyawa fluoride, karena fluoride hanya berfungsi menghambat perkembangan bakteri dan tidak memusnahkan sedangkan fenol & kavikol dalam minyak atsiri daun sirih memiliki sifat bakterisidal yang mampu membasmi bakteri sehingga lebih efektif dalam menjaga kesehatan gigi, gusi dan menghilangkan bau mulut.
Teknik implementasi
Dari langkah-langkah strategis yang akan direalisasikan, maka pemerintah, dan lembaga-lembaga yang lain dapat merencanakan, membuat, dan memasarkan. Agar-agar sirih merupakan produk  berskala nasional yang dapat dikonsumsi semua orang  untuk mengurangi kerusakan pada gigi dengan mudah. Untuk selanjutnya, diharapkan produk ini dapat ditingkatkan dan terus berkembang.

Prediksi manfaat

Semakin efektif pemanfaatan agar-agar sirih, diprediksi akan mengurangi kerusakan pada gigi yang menjadi masalah pada semua orang. Dengan adanya berbagai keuntungan yang didapatkan dari agar-agar sirih maka masyarakat  diharapkan mampu memanfaatkan potensi dari penanaman daun sirih sebagai upaya mengurangi kerusakan pada gigi. Dan tidak kalah pentingnya profit yang didapatkan dari penjualan agar-agar sirih juga besar. Dengan demikian, dapat dikembangkan secara luas dan mandiri oleh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Pdpers. 2008. Penderita Sakit Gigi di Indonesia Tidak Berobat Ke Dokter. http://www.pdpersi.co.id/?show=info_pdpersi/about_us/index (DiunduhTanggal 18 Oktober 2011)
Dea Hasim, Daun Sirih sebagai Antibakteri Pasta Gigi. (http://www.pdgionline.com, diakses oktober 2011).
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=180439 (diunduh pada tanggl 18 oktober 2011)
Dhika T.S., Perbandingan Efek Antibakterial Berbagai Konsentrasi Daun Sirih Terhadap Streptococcus Mutans, hal. 14. (http://www.eprints.undip.ac.id, diakses 0ktober 2011).
Meta Ayuni, Khasiat Daun Sirih dalam Menyembuhkan Sakit Gigi. (http://www.scribd.com, diakses oktober 2011).
Widyadari, Khasiat Daun Sirih untuk Kesehatan Gigi dan Mulut. (http://www.mediaindonesia.com, diakses September 2011).
Rien Kuntari, Jangan Remehkan Radang Gusi dan Sariawan. (http://www.pikiran-rakyat.com, diakses September 2011).
Arya Srisadono, Skriming Awal Ekstrak Etanol Daun Sirih sebagai Antikanker dengan metode Erine Shrimp Lethality Test ((BLT), hal.13. (http://www.eprints.undip.ac.id, diakses September 2011).
Dr. Burhanuddin R. MA., Prospek Pengembangan Usaha Koperasi dalam Produksi Gula Aren.. (http://www.smecda.com, diakses Maret 2011).
Ir. Wildaiman, Gula Aren: Pemanis Paling Lezat dan Sehat,(online)
http://id.wikipedia.org/wiki/Agar-agar (diunduh 23 november 2011)




DAFTAR RIWAYAT HIDUP
KETUA KELOMPOK
Nama                                       : Imam ArifaʼIllah Syaiful Huda
Tempat, tanggal lahir              : Lamongan, 15 Februari 1993
Agama                                     : Islam
Jenis kelamin                           : Laki-laki
Alamat Asal                            : Jelak Catur Kalitengah Lamongan
Alamat di Malang                   : Jl.Veteran 15, Malang (Asrama UM)
Nomor telepon/HP                  : 085733438854
Warga Negara/Kebangsaan     : Indonesia
Riwayat Pendidikan               : SDN Jelak Catur
MTS Putra –Putri Simo
MA. MatholiʼUl Anwar Lamongan
Universitas Negeri Malang
Pengalaman organisasi            :
1.        Anggota OSIS MTS Putra-Putri Simo2005
2.        Ketua III OSIS MA. Matholiʼul anwar 2008
3.        Ketua UMUM HSU(Himpunan Siswa Unggulan IPA, IPS, dan Keagamaan) MA. Matholiʼul anwar 2010
4.        Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi 2011-2012
5.        Pengurus Rumah Tangga Asrama Mahasiswa Um 2011-2012

Karya tulis yang pernah dibuat :
1.        Jangan Rantai Otak Anak Didikmu
2.        Peran Spiritualisme Dalam Mencega Kenakalan Remaja
3.        Pemanfaatan Rumput Giling Sebagai Pakan Ayam  dalam Meningkatkan Produktivitas Telur.
4.        Koperasi Bank Ternak Kambing



DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ANGGOTA KELOMPOK
Nama                                      : Indah Ashlacahal Ummah               
Tempat, tanggal lahir              : Malang, 25 Desember 1993
Agama                                     : Islam
Jenis kelamin                           : Perempuan
Alamat Asal                            : Jl. Kolonel sugiono 3A/301
Alamat di Malang                   : Jl. Kolonel sugiono 3A/301
Nomor telepon/HP                  : 085731302990
Warga Negara/Kebangsaan     : Indonesia
Riwayat Pendidikan               : SDN Mergosono1 Malang
MtsN 1. Malang
SMAN 2 Malang
Universitas Negeri Malang
Pengalaman organisasi            :
1.      Forum Lingkar Pena Malang
2.      Teater STUPPA
3.      Smanda English Club

Karya tulis yang pernah dibuat :
1.      Bussines Plan Smanda Garden