Minggu, 13 Mei 2012

BUDAYA SEDEKAH BUMI DESA JELAK CATUR KECAMATAN KALITENGAH KABUPATEN LAMONGAN


oleh: 
Imam Arifa'illah Syaiful Huda

Sedekah Bumi adalah perayaan ungkapan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas terlimpahnya rahmat, anugerah, dan kemakmuran yang telah diberikan kepada penduduk desa. Biasanya Sedekah Bumi diadakan pada bulan ke 10. Masyarakat mempunyai beberapa Alasan kenapa diadakan pada bulan ke-10, masyarakat menganggap bahwa bulan ke 10 merupakan bulan yang sakral, pada bulan ke-10 para petani sudah panen raya baik petani tambak maupun padi, dan pelaksanaan ini merupakan warisan dari  nenek moyang dulu.
Pada saat menjelang sedekah bumi, penduduk di desa, Jelak catur khususnya, akan menyiapkan makanan dan sajian atau biasa dikatakan “sesajen” terbaik yang bisa mereka dapatkan, yang nantinya akan digunakan pada acara doa dan ritual sedekah bumi di tempat yang dianggap sakral di desa.
Inti dari acara Sedekah Bumi. Seluruh makanan yang sudah dibuat oleh warga akan dikumpulkan menjadi satu dan diantarkan pada tempat paling sakral di desa. Kalau di desa jelak catur di tempatkan di kuburan atau makam, namun seiring berjalannya waktu tempat pelaksanaanya mulai berpindah,seperti ke masjid atau dalam desa yang terdapat tempat yang luas.
Dimanapun tempat pelaksanaanya, namun masyarakat tetap menjunjung tinggi Islam sebagai agama yang mereka yakini. Tempat tersebut digunakan semata-mata hanya karena sebagai simbol desa. Sedekah Bumi dimulai dengan pembacaan doa oleh para tetua dan tokoh desa, kemudian dilanjutkan dengan ritual-ritual tertentu, kemudian diakhiri dengan doa bersama oleh seluruh warga yang ikut menyaksikan. Makanan banyak yang terkumpul hasil sumbangan warga tadi adalah sebagai lambang kemakmuran desa. Makanan tersebut kemudian dibagi-bagikan kepada penduduk desa yang ikut menyaksikan acara perayaan.
Antusiasme perayaan Sedekah Bumi tidak hanya dirasakan oleh penduduk setempat, namun juga masyarakat dari tempat lain boleh menyaksikan, biasanya selalu dihadiri oleh masyarakat sekitar, dan juga saudara jauh dari tiap penduduk. Karena arti Sedekah Bumi sendiri adalah berbagi kemakmuran, berbagi kebersamaan, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional budaya Indonesia.

c. Ekspresi dan Performansi
Ø  Undik-Undian
Tradisi yang unik yang ada dalam acara sedekah bumi .salah satunya adalah berebut uang logam atau udik-udikan yang dilakukan oleh ratusan anak-anak. Tidak sedikit uang yang di bagi-bagikan masyarakat desa jelak catur dalam acara sedekah bumi. Ini hanya  salah satu dari rasa ungkapan syukur terhadap hal yang diperolehnya.
Dalam perebutan uang atau udik-udikan Kebanyakan anak-anak yang mengikuti seperti ini. Namun tidak menutup kemungkinan para orang tua juga kadang-kadang mengikutinya.
Description: tradisi lempar uang
TRADISI UDIK-UDIKAN. Seorang bocah, menunjukan uang koin yang didapat saat tradisi lempar uang "udik-udikan" Tradisi Udik-udikan merupakan bagian dari sedekah bumi sebagai rasa syukur atas rizki yang telah diterima.
Ø  Penyembelihan Kambing
Sedekah bumi yang diaadakan di desa Jelak catur mempunyai tradisi unik. Ketika masuk awal acara. Masayarakat desa menyembelih kambing. Kambing yang disembelih mencapai ratusan kambing. Kambing-kambing ini akan dimasak dan di bagi-bagikan ketika serangkaian acara sedekah bumi. Ini juga salah satu ungkapan rasa syukur yang di lakukan oleh masayarakat desa
. Description: sedekah bumi
SEDEKAH BUMI. Sejumlah warga memasak daging kambing yang diperuntukan untuk sedekah bumi. Tradisi yang dilakukan tiap tahun itu memotong 100 kambing sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen yang didapat.
Ø  Ludruk (wayang kulit)
Pada serangkaian acara sedekah bumi diadakan pentas seni daerah Jawa Timur yang biasa disebut “ludruk”. Ludruk adalah budaya khas Jawa Timur yang menampilkan tari-tarian khas Jawa Timur yang disebut “remo” yang diiringi dengan alat musik tradisional seperti gamelan, angklung, dan gong. Ludruk biasanya diiringi pula oleh hiburan komedi sebagai penghibur hingga akhir acara dengan guyonan khas para pemainnya dengan menggunakan dialek bahasa Jawa.
Perayaan dengan ludruk atau wayang kulit ini bertujuan untuk menghibur masyarakat desa. Dengan adanya wayang sebagai hiburan maka masyarakat akan berkumpul dan bercanda bersama masyarakat yang lainya. Masyarakat juga menyadari akan pentingnya pelestarian ludruk atau wayang kulit, sehingga mereka menempatkan pada acara sedekah bumi yang diadakan setiap tahunnya.
1.      Peralatan dan Makna Simbolik

Berbagai peralatan dibawah mempunyai makna tersendiri:

a.       Tumpeng mempunyai arti sebagai berikut "Kerucut tumpeng diberikan sebagai tanda penghormatan kepada orang yang dituakan. Sedangkan badan tumpeng sebagai rasa syukur yang dapat disantap bersama,"
b.      Jenang palang (merah putih) dengan palang, sebagai lambang supaya masyarakat dalam mencari nafkah tidak ada yang menghalang-halangi,
c.       Jenang merah putih, sebagai lambang ibu yang melahirkan manusia,
d.      Nasi ambeng, sebagai lambang permohonan keselamatan dari Yang Maha Agung,
e.       Nasi rasulan/udhuk, sebagai lambang junjungan Nabi Muhammad SAW,
f.       Air tawar, sebagai lambang keselamatan.
g.      Bunga, sebagai lambang permohonan dari keharuman.

2. Kronologis Tampilan (memuat urutan proses dari awal sampai akhir)

ü  Maksud dan Tujuan Sedekah Bumi
Ungkapan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas terlimpahnya rahmat, anugerah, dan kemakmuran yang telah diberikan kepada penduduk desa. Dan mengharapkan kemakmuran dan kesejahtraan masyarakat desa.
ü  Waktu Penyelenggaraan Sedekah Bumi
 Biasanya Sedekah Bumi diadakan mendekati bulan bulan  ke 10. Selama 2 hari. Hari pertama, malam harinya masyarakat berkumpul dan berdoa bersama. Saling tukar makanan. hari ke dua, siang masyarakat membagi-bagikan uang dengan cara dilempar ke jalan atau lapangan. Kemudian malamnya akan ada ludruk atau wayang kulit.


ü  Tempat Penyelenggaraan Sedekah Bumi
sedekah bumi yang dilaksanakan di desa Jelak catur Kalitenga biasanya di lakukan di kuburan atau makam yang terdapat  lapangan yang cukup luas. Namun, tempat sedekah bumi tidaklah menetap kadang berpindah sesuai dengan kondisi.
Tempat lain yang perna digunakan adalah lapangan masjid dan pendopo  desa yaitu tempat dilaksanakannya keramaian berupa pertunjukan wayang kulit. Pertunjukan wayang kulit ini sebagai isyarat atau pengumuman kalau sudah waktunya para petani bersiap-siap untuk mengerjakan sawahnya masing-masing.

ü  Teknis Penyelenggaraan Sedekah Bumi
Sebelum menginjak ke upacara, pemuka desa bermusyawarah untuk membicarakan pelaksanaan upacara menjelang tanam padi. Usai musyawarah melakukan pemungutan dana yang bersarnya bergantung kemampuan masing-masing. Setelah dana terkumpul baru diadakan  acara sedekah bumi.
Di tetangga desa, seperti Lukrejo kecamatan kalitengah, mempunyai keanehan Dalam pelaksanaan sedekah bumi, warga yang merantau ke luar jawa kebanyakan pulang semua dan menyumbangkan  sebagian hasil kerjanya untuk sedekah bumi. Ini dilakukan sebagai rasa hormat dalam acara sedekah bumi.
Yang menjadi aneh adalah, ketika sedekah bumi warga setempat yang merantau keluar jawa banyak yang pulang. Namun ketika hari raya besar islam (idul fitri dan idul adha) banyak warga setempat tidak pulang. Ini disebabkan karena tingkat kepercayaan terhadap manfaat sedekah bumi sangatlah tinggi. Mereka meyakini kalau menyumbangkan rejekinya, seperti 2 ekor kambing dan lain sebagainya dalam acara sedekah bumi.maka pekerjaannya nanti akan lancar dan diberi rejeki yang melimpah.
ü  Pihak-Pihak yang Terlibat Sedekah Bumi

Upacara Sedekah Bumi melibatkan banyak pihak. Pertama adalah para tokoh desa, seperti kepala desa, kyai atau ustadz. Orang-orang inilah yang memimpin dalam  acara sedekah bumi . para tokoh desa, merupakan orang yang dituakan. Atau menjadi figur  di desa tersebut.
Selain para tokoh desa,, adalah kelompok tani atau para petani, dan aparat desa. Pada upacara Sedekah Bumi biasanya tamu yang datang dari tingkat kecamatan. Dan seluruh masyarakat desa jelak catur. Dan tak Cuma itu banyak masyarakat yang lain datang menyaksikan acara sedekah bumi.


ü  Persiapan dan Perlengkapan Sedekah Bumi
Persiapan tahap pertama adalah rapat pembentukan panitia. Tahap kedua pengumpulan dana untuk biaya upacara Sedekah Bumi. Tahap ketiga adalah mempersiapkan perlengkapan sedekah bumi pokok berupa  Tarub atau  peneduh. Parang untuk menyembelih kambing.dll
Selain itu ada pula satu buah tumpeng. Usai upacara, tumpeng tersebut menjadi hak para tokoh desa.

ü  Jalannya Upacara
Upacara Sedekah Bumi meliputi tahapan membereskan  daerah desa, seperti rumput-rumput yang panjang, perbaikan tempat-tempat yang sudah rusak, dan membersihkan sepanjang daerah sungai.
Sedekah Bumi adalah semacam upacara atau jenis kegiatan yang intinya untuk mengingat kepada Sang Pencipta, Allah SWT, yang telah memberikan rahmatNYA kepada manusia di muka bumi ini, khususnya kepada kelompok petani yang hidupnya bertopang pada hasil bumi. Di perdesaan, atau pinggiran kota, yang masyarakatnya hidup dari bertani  biasanya melakukan kegiatan sedekah bumi. Mereka percaya bahwa dengan bersyukur maka Allah SWT akan menambah kenikmatan-kenikmatan lagi, Allah akan menyuburkan tanah mereka, Allah akan menambah hasil panen mereka, dan Allah akan menghilangkan “paceklik” pada hasil bumi mereka.
Ketika acara sedekah bumi  warga jelak catur  berbondong-bondong berkumpul di area kuburan atau makam,  mereka berkumpul untuk berdoa bersama.dalam tradisi setahun sekali ini, warga  membawa nasi serta lauk yang disajikan satu paket dengan aneka makanan tradisional yang diberi nama ambeng.
selanjutnya,ambeng-ambeng tersebut di tukar antara milik warga yang satu dengan lainnya. tujuannya adalah agar sikap saling memberi tetap terjalin diantara mereka. kemudian dimakan secara bersama di area kuburan atau makam yang diiringi dengan doa-doa.
Menariknya,tradisi sedekah bumi ini juga diramaikan dengan berebut uang logam atau udik-udikan yang dilakukan oleh anak-anak. mereka berjatuhan ke tanah meski hanya merebutkan uang receh yang dilempar oleh warga yang dimaksudkan untuk sedekah.
Tak sedikit dari anak-anak ini menangis menahan sakit akibat berbenturan dengan temannya saat udik-udikan.
Udik-udikan ini sekaligus mengakhiri tradisi sedekah bumi yang digelar. warga kemudian membawa pulang makanan tradisional yang belum termakan untuk keluarga yang dirumah.

d. Nilai – nilai yang terkandung
Ø  Budaya Sedekah bumi mengandung nilai-nilai yang berdampak  pada pola  kehidupan masyarakat. sedekah bumi juga mampu membantu taraf hidup masyarakat dalam hal ekonomi.
Ø  Rasa cinta terhadap sumber daya alam dan anugrah yang diberikan oleh Alla SWT tumbuh semakin tinggi, ini dibuktikan dengan ideologi masyarakat bahwa “Tanah itu merupakan pahlawan yang sangat besar bagi  kehidupan manusia di muka bumi. Maka dari itu tanah harus diberi penghargaan yang layak dan besar.
Ø  Rasa ingin menjaga kelestarian desa akan semakin tinggi dengan adanya budaya sedekah bumi. Karena masyarakat menganggap bahwa penghargaan atas bumi yang telah memberi kehidupan bagi manusia, sangatlah diperlukan”. Sehingga dengan begitu maka tanah yang dipijak tidak akan pernah marah  seperti tanah longsor dan banjir dan bisa bersahabat  bersandingan dengan masyarakat yang menempatinya.
Ø  Sedekah bumi juga berdampak pada  aspek sosial, terlihat jelas dengan pertemuan warga dan konvensi untuk memberikan sedekah secara bersama-sama.ini dibuktikan dengan pola perilaku yang melibatkan seluruh komponen masyarakat dari tingkat RT/RW bahkan kepala keluarga. Dengan demikian ikatan kekeluargaan warga atau masyarakat desa akan semakin kuat dengan adanya budaya seperti sedekah bumi.
Ø  Sedekah bumi mampu menggerakkan massa sebanyak- banyaknya untuk satu kepentingan bersama, yaitu kemakmuran dan ketentraman hidup.

e. Prospek nilai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ø  Dengan adanya budaya sedekah bumi pelestarian nilai-nilai tradisi budaya local akan semakin terjaga.
Ø  Dalam aspek Akademik, budaya sedekah bumi akan berdampak pada bangsa karena bisa dijadikan sebagai bahan untuk melengkapi sejarah lokal, khususnya tentang tradisi sedekah bumi dan upaya pelestariannya. 
Ø  Dapat disimpulkan bahwa sedekah bumi merupakan salah satu bentuk budaya yang ada dalam kehidupan masyarakat yang mempunyai berbagai aspek nilai, yaitu nilai mistis, nilai religius, nilai ekonomi, dan  nilai sosial. Kesemuanya itu dapat menjadi satu rujukan untuk menilai masyarakat jawa baik secara parsial maupun integral. Sedekah bumi tidak hanya menambah kekayaan local wisdom masyarakat, akan tetapi juga sebagai simbol keterbukaan masyarakat dengan budaya-budaya asing, adanya islam, hindu, dan budha  dalam prinsip yang digunakan ritual ini membuktikan hal tersebut.

f. Lampiran Identitas Informan.

Nama                                      : Suparto
TTL                                        : Lamongan, 19 September 1970
Alamat                                    : Dusun Gangin Desa Jelak Catur Kalitengah Lamongan
Jabatan                                   : kepala desa
Status kewarganegaraan         : Warga Negara Indonesia
Pendidikan Terahir                  : SLTA

4 komentar:

  1. assalamualaikum,, saya ucapkan terima kasih banyak untuk penulis yang telah memberikan informasi tradisi jawa islam yang ada di daerah lamongan..

    BalasHapus
  2. nyuwun sewu mas, kalau boleh minta tolong
    mohon sya di kirimkan foto dokumentasi acara nyadran tersebut njeh.. bisa njenengan kirim lewat email saya..
    fikriyahazmah@gmail.com
    informasi yang njenengan postingkan ini, ada hubungan dengan tugas kulia yang sedang saya kerjakan..
    semoga dengan bantuan njenengan, ilmu njenengan akan lebih bermanfaat dan berkah dari Allah SWT..
    saya mahasiswa asli lamongan yang sedang merantau di semarang..

    BalasHapus
  3. nyuwun sewu mas ,bisa minta tolong kirimin file dokumentasinya
    alda97risma@gmail.com

    BalasHapus
  4. Kalau boleh tau arti dari "Jelak Catur" sendiri apa ya mas?

    BalasHapus