Tembok periode Qin
GreatWallOfHanDynasty
Tembok periode Qin
Tembok China (Andreas
Setiadi/Fotokita.net)
Survei
arkeologi terbaru menyebutkan The Great Wall atau Tembok China ternyata
memiliki panjang dua kali lipat lebih dari perkiraan sebelumnya. Survei yang
dirilis oleh The State Administration of Cultural Heritage (SACH) atau
Badan Administrasi Negara urusan Peninggalan Budaya China merupakan survei
arkeologi pertama yang dilakukan terhadap ikon purba yang juga sebagai benteng
pertahanan ini.
Survei
dimulai sejak tahun 2007 dengan melakukan pemetaan terhadap setiap jejak
dinding di 15 provinsi di China. Terungkap bahwa dinding Tembok China memiliki
panjang 13,170.6956 mil atau 21,196.18 kilometer. Sementara studi sebelumnya
yang dirilis pada tahun 2009 menunjukkan panjang tembok ini hanya 5.500 mil
atau 8.850 kilometer mengular ke seluruh penjuru negeri.
Survei ini
menyimpulkan jika ternyata Tembok China memiliki panjang dua kali lipat lebih
dari perkiraan studi sebelumnya. Survei terbaru juga mengungkapakan terdapat
sekitar 43.721 situs warisan yang teridentifikasi pada tembok raksasa ini.
Tembok China
menjadi magnet bagi para wisatawan dari seluruh dunia untuk datang ke Negeri
Tirai Bambu. Masyarakat China menyebut tembok ini dengan sebutan Tembok Raksasa
10.000 Li (Wànlĭ Chángchéng) dan merupakan tembok terpanjang di dunia
yang dibuat oleh manusia. Tembok tersusun dari tumpuk-tumpukan batu yang
kontruksinya dilakukan pada abad ke-7 sebelum Masehi.
Bangunan
yang juga berfungsi sebagai benteng pertahanan ini rampung pada masa
pemerintahan Kaisar Qin Shi Huang. Sejak saat itu beberapa bagian dinding
mendapatkan renovasi dan sebagian besar bagunan direnovasi pada masa Dinasti
Ming (1368-1644).
Saat ini,
Tembok China terdaftar sebagai warisan budaya dunia yang diakui oleh UNESCO
sejak tahun 1987. Saat ini sebagian besar dinding telah mengalami kerusakan
berat dan runtuh akibat ulah tangan jahil para wisatawan saat mengunjugi ke
tembok ini. "Penyelamatan dan pelestarian Tembok Besar China tidak boleh
ditunda," tulis The State Administration of Cultural Heritage (SACH)
dalam laporannya.
Kantor
berita Xinhua melaporkan, pada tahun 2015, SACH berencana menyusun
aturan khusus untuk melindungi Tembok China. Dengan mendirikan sistem pemantau
untuk menjamin pelestarian warisan budaya secara efektif dikelola negara.
(Umi Rasmi. Sumber: Discovery News)
(Umi Rasmi. Sumber: Discovery News)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar