Rabu, 27 Juni 2012

9 Tempat Yang Akan Musnah


Bumi yang makin tua dan kerusakan lingkungan membuat sembilan tempat indah ini nyaris pupus dari muka bumi.

kilimanjaro,afrika,seven summitGunung Kilimanjaro, Afrika. Puncak gunung ini termasuk dari satu dari tujuh yang tertinggi di dunia.(Thinkstockphoto)
Banyak tempat di dunia yang menyajikan keindahan alam menakjubkan. Menyimpan berjuta keunikan yang membuat kita berdecak kagum. Dari berbagai tempat tersebut tentu ada yang belum pernah Anda kunjungi.
Namun, karena Bumi semakin tua ditambah lagi dengan berbagai kerusakan lingkungan, pemanasan global, pembalakan liar, dan tindakan manusia yang merusak, semakin mengancam keberadaan tempat-tempat unik di dunia. Berikut sembilan tempat di dunia yang memiliki keindahan alam dan keunikan tersendiri yang Anda harus kunjungi karena diprediksi akan hilang dan musnah.
1. Laut Mati
laut matiGeorge Steinmetz/Corbis
Tidak perlu memiliki keahlian berenang, Anda akan mengapung dengan sendirinya di perairan asin yang tersohor di dunia dengan sebutan Laut Mati. Laut yang memiliki kadar garam yang tinggi, terletak di perbatasan Yordania, Israel, dan Tepi Barat menempati titik terendah di Bumi.
Mengapa harus sekarang? Pada tahun 1950 negara-negara Timur Tengah termasuk Yordania dan Israel menghentikan pasokan air dari Sungai Yordan ke Laut Mati karena alasan pasokan air tersebut digunakan untuk air minum. Tindakan ini mengakibatkan penurunan level air secara terus menerus dengan penurunan mencapai satu meter setiap tahunnya.

2.Kyoto, Jepang

Kyoto memiliki ciri khas sebagai kota kuno di Jepang, namun kini mulai beranjak menjadi kota modern. Hal ini ditandai dengan banyaknya townhouse tradisional machiya yang telah hilang. "Memang itu dapat kita pahami, di satu sisi lingkungan perkotaan memang tumbuh dan berkembang tapi di sisi lain, tempat-tempat peninggalan bersejarah juga penting, dan itu semua hilang," kata Erica Avrami, Direktur Pendidikan World Monuments Fund. 
kyoto,jepangPemandangan kota Kyoto, lengkap dengan icon menaranya di senja hari. (Thinkstockphoto)
Machiya yang saat ini rusak merupakan rumah dan tempat bekerja bagi para pedagang di Kyoto ketika Zaman Edo (1603-1867). Pihak kota saat ini berusaha mempertahankan Machiya sebagai usaha untuk memadukan sesuatu yang baru dengan yang kontemporer.
3. Kepulauan Solomon
Tetapere merupakan pulau topis terbesar tak berpenghuni di belahan bumi selatan. Pulau ini terselematkan dari tindakan pembalakan hutan ilegal yang sedang merajalela di Kepulauan Solomon. Tetapere sekilas tampak seperti surga secara murni di mana Anda bisa berenang dengan ikan duyung dan gerombolan hiu.
4. Taman Nasional Gletser di Montana
Para peneliti memperkirakan tempat ini akan kehilangan identitasnya pada tahun 2020 karena perubahan iklim yang kian hari semakin memprihatinkan. Menurut The U.S. Geological Survey's Climate Change untuk program ekosistem gunung, ada sekitar 150 gletser di taman ini ketika didirikan di tahun 1910. Satu abad kemudian, yakni di tahun 2010 hanya tinggal 25 gletser. Hilangnya gletser di taman ini berimbas pada kondisi ekosistem. Selain itu juga berdampak pada keindahan panorama yang selama ini menjadi kekaguman tersendiri bagi pengunjung.
5. Bhutan
Negara ini dikenal sebagai negara yang terisolasi dari dunia luar.  Ada aksi sebagai tindakan penyeimbang antara tradisi bersejarah dengan pariwisata.  Misalnya para Bhikku tinggal di tempat terpencil di Biara Phajoding karena harus melakukan kegiatan sipritual. Namun, di saat yang sama mereka akan membuka diri terhadap para pengunjung.
kuil,bhutanKuil yang disebut Tiger Nest di Bhutan. (Thinkstockphoto)
Semakin banyak pengunjung yang datang maka akan semakin sulit mendapatkan keseimbangan itu. Karena saat ini negara ini lebih terbuka terhadap pariwisata, maka sekarang adalah waktu yang tepat untuk melihat Bhutan.
6. Hutan Atlantik, Amerika Selatan
Hutan Atlantik kaya akan spesies, berada di atas tanah seluas 1,35 juta kilometer persegi yang membentang dari Brasil, Paraguay, Argentina, Uruguay. Namun, karena aksi pembalakan dan pertanian yang kian marak maka kini hutan ini sudah berkurang tujuh persen dari luas aslinya.
7.Gunung Kilimanjaro, Tanzania
Gunung Kilimanjaro telah ada sejak 10.000 tahun lalu, namun kini hampir 80 persen gletser yang ada di gunung ini telah mencair. Pemanasan global dan penggunaan lahan menjadi penyebab utama. Bahkan para ilmuwan memperkirakan salju di Gunung Kilimanjaro akan hilang pada tahun 2022.
8. Everglades, Florida
Taman Nasional Everledegs saat ini telah mengalami beberapa masalah mulai dari ular piton yang menyebar, perairan yang mulai tercemar, hingga tindakan tak bertanggung jawab yang dilakukan oleh para wisatawan.
Ekosistem dataran rendah dan hutan bakau dapat terkena dampak secara permananen karena dibanjiri oleh air garam dari permukaan laut yang naik dalam beberapa dekade mendatang. Beberapa proyeksi bagi Taman Nasional Everledges ke depannya antara lain hilangnya habitat pohon pinus karena masuknya air garam, serta mengancam rawa yang menjadi habitat bagi spesies burung gereja.
9. Maladewa
maladewa,pantaiNegara kepulauan Maladewa. (Thinkstockphoto)
Asap mengepul dari pembakaran limbah di Thilafushi merupakan hal yang paling mengancam Maladewa, negara terendah di dataran Bumi. Hal ini bisa menimbulkan kenaikan permukaan air laut. Dari 1.192 pulau kecil di negara kepulauan ini, hanya 200 pulau yang berpenghuni. Jumlah ini akan semakin menyusut jika kenaikan permukaan air laut semakin cepat di Samudera Pasifik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar